Logo Bloomberg Technoz

Sebabkan Adopsi Mobil Listrik Lambat, Ini Kendala Investasi SPKLU

Pramesti Regita Cindy
27 July 2024 09:30

Pengisian daya listrik pada mobil EV. (Dok: Bloomberg)
Pengisian daya listrik pada mobil EV. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Pakar otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang masih terbatas menjadi tantangan terbesar dalam adopsi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) secara massal, baik di tingkat global maupun di Indonesia.

Hal ini menjawab dari hasil survei global dari McKinsey & Company yang menunjukkan bahwa pemilik mobil listrik cenderung ingin kembali menggunakan mobil berbahan bakar minyak (BBM), dengan alasan utama di balik keinginan ini adalah fasilitas pengisian listrik yang belum memadai.

"Meskipun sudah ada kemajuan dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya, banyak daerah, terutama di luar kota besar, belum memiliki SPKLU yang memadai. Ini menimbulkan kekhawatiran pemilik mobil listrik akan kehabisan daya saat bepergian jauh," ujar Yannes saat dihubungi, dikutip Sabtu (27/7/2024).

Stasiun Supercharger Tesla Inc. di tempat parkir di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/7/2023). (Samsul Said/Bloomberg)

Tantangan Investasi

Di samping itu, Yannes juga menyebut bahwa terdapat sejumlah faktor yang menjadi tantangan dalam mengembangkan SPKLU seperti nilai investasi yang tinggi untuk pembangunan SPKLU, perencanaan tata ruang yang matang, dan kurangnya standarisasi yang seragam.