Logo Bloomberg Technoz

Menyorot Kemiskinan Laten di Basis Nikel dan Batu Bara RI

Dovana Hasiana
27 July 2024 09:00

Sebuah dump truck melintasi jalan akses di tambang nikel diMorowali, Sulawesi Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Sebuah dump truck melintasi jalan akses di tambang nikel diMorowali, Sulawesi Tengah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) melaporkan bahwa kemiskinan masih belum dapat diatasi di wilayah sekitar kawasan industri nikel, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara.

Mengutip data Badan Pusat Statistik  (BPS), persentase penduduk miskin di Maluku Utara sebesar 6,46% pada Maret 2023, naik 0,09% poin terhadap September 2022, dan naik 0,23% poin terhadap Maret 2022.

Daerah operasi pertambangan dan hilirisasi nikel, menurut Jatam, juga memiliki angka kedalaman kemiskinan yang relatif  lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

“Itu terjadi karena basis produksi warga, ruang produksi warga soal lahan, pangan, air, itu sudah diambil alih, sudah dialihfungsikan. Produktivitas yang menurun terjadi karena adanya pencemaran. Akhirnya, ini berdampak pada daya beli warga,” ujar Koordinator Jatam Melky Nahar dalam paparan risetnya medio pekan ini.

Ilustrasi tambang nikel di Morowali Sulawesi Tengah (Dimas Ardian/Bloomberg)

Mengutip laporan Jatam bertajuk IWIP sebagai Etalase Kejahatan Strategis Nasional Negara-Korporasi, Halmahera Tengah memiliki indeks kedalaman kemiskinan di Halmahera Tengah berada sebesar 1,8 poin pada 2023 atau meningkat dari 1,36 poin pada 2022 berdasarkan data BPS.