Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Pertamina (Persero) (Pertamina) memproyeksikan kenaikan penjualan bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) saat mudik lebaran 2023. Badan usaha milik negara tersebut pun menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan ketersediaan pasokan dan penyaluran.
“Secara umum, gasoline ada peningkatan 10%. Tapi gasoil atau solar terjadi penurunan sekitar 8,7%; karena logistik ketika sebelum dan setelah libur lebaran ini banyak yang tidak melakukan pengangkutan karena ada pembatasan,” kata Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (11/4/2023).
Dalam paparan Nicke, penjualan LPG diproyeksi naik 3% menjadi 28.812 metric ton/hari dari rata-rata penjualan pada Maret 2023 sebesar 27.899 metric ton/ hari. Penjualan Kerosine juga diprediksi turun 1,4% menjadi 1.315 metric ton/ dari 1.391 metric ton/ hari.
Pada penjualan BBM, Pertamina memprediksi kenaikan penjualan Pertalite mencapai 10% menjadi 89.533 kiloliter/hari. Rata-rata penjualan Pertalite pada Maret 2023 sendiri tercatat sebesar 81.372 kiloliter/hari.
Penjualan Pertamax diprediksi naik 12,3% menjadi 15.060 kiloliter/hari dari 13.415 kiloliter/hari. Sedangkan penjualan BBM jenis Turbo naik 10,7% menjadi 629 kiloliter/hari dari 368 kiloliter/hari.
Penjualan Dexlite akan naik 7,3% menjadi 1.736 kiloliter/hari dari 1.617 kiloliter/hari. BBM jenis Dex akan naik 7,1% dari 711 kiloliter/hari menjadi 761 kiloliter/hari. Demikian pula, Avtur yang diperkirakan naik 7,36% menjadi 11.937 kiloliter/hari dari rata-rata 11.118 kiloliter/hari.
Di sisi lain, Pertamina memprediksi penjualan Solar akan mengalami penurunan sebesar 9,6% menjadi 40.468 kiloliter/hari dari 44.752 kiloliter/hari.

Nicke mengatakan, Pertamina akan menambah produksi pada kilang dengan menambah crude sebesar 1,6 juta barel dari 27,8 juta barel/bulan menjadi 29,7 juta barel/bulan. Produksi gasoline juga akan ditambah menjadi 7,1 juta barel/bulan; dan avtur ditambah menjadi 1,6 juta barel/bulan. Sedangkan produksi Gasoil akan dikurangi menjadi 11 juta barel/bulan.
“Ini semua kami lakukan alignment dengan kapal, kilang dan upstream. Kami jaga betul, jangan sampai peningkatan ini diisi dari impor. Kami jaga betul agar ini diisi dari produksi kilang dan migas dalam negeri,” kata dia.
Dari sisi persiapan kilang, Nicke mengungkapkan pihaknya telah selesai melakukan pemeliharan sejak Maret 2023, khususnya pada kilang di Cilacap dan TPPI Tuban. Sementara, dari sisi kapal, Pertamina menyiagakan 302 kapal untuk mengangkut dan mendistribusikan seluruh produknya.
“Untuk penambahan (kapal), kami ada tambahan opex US$ 25,4 juta karena ini harus disiapkan untuk menjaga pasokan,” kata Nicke.
(tar/frg)