Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan inflasi inti PCE diperkirakan sebesar 0,2% secara bulanan, naik dari tadinya 0,1%. Namun, penghitungan tahunan diperkirakan melemah ke 2,5% dari bulan sebelumnya 2,6%.

Sementara tingkat pendapatan masyarakat AS diprediksi melemah, hanya tumbuh 0,4% pada Juni dari 0,5% di bulan sebelumnya. Sedangkan pengeluaran pribadi diprediksi lebih tinggi, tumbuh 0,3% dibanding 0,2% pada Mei.

Analisis oleh ekonom Bloomberg Economics, memperkirakan, data-data yang diumumkan nanti malam kemungkinan akan memperlihatkan bahwa perekonomian AS berjalan tidak terlalu panas tapi juga tidak terlalu dingin. Suam-suam kuku. 

"Kami perkirakan tingkat pengeluaran dan pendapatan tumbuh pesat bahkan saat inflasi inti PCE melambat mendekati target bank sentral di 2%. Perincian data kemungkinan akan menunjukkan bahwa keuangan rumah tangga AS semakin terbebani," kata Anna Wong, Chief Economist Bloomberg Economics untuk Amerika Serikat, bersama ekonom Estelle Ou dan Stuart Paul dalam catatan yang dilansir hari ini.

Meski upah tumbuh solid, konsumen di AS harus menghabiskan tabungan mereka untuk membiayai pengeluaran di tengah tingginya harga kebutuhan pokok. Sebagai dampak lanjutan, ekonom memperkirakan tingkat tabungan nasional akan turun lebih jauh.

"Secara keseluruhan, laporan data-data tersebut akan dapat meyakinkan para pejabat The Fed bahwa mereka dapat menunggu sampai September untuk memulai pemangkasan bunga acuan, daripada [melakukan] pada FOMC Juli ini," kata ekonom.

Berikut ini prediksi lengkap ekonom Bloomberg Economics terhadap rilis data nanti malam:

  1. Inflasi inti PCE diprediksi naik 0,16% pada Juni, sedikit naik dibanding Mei yang sangat rendah di 0,1%. Dengan memperhitungkan data PDB kuartal II, kami memperkirakan pembacaan bulan Mei akan direvisi naik jadi 0,13% dari tadinya 0,08%. Namun, inflasi inti PCE Juni kemungkinan akan mencapai 2,6% year-on-year, sama seperti bulan Mei.
  2. Berdasarkan basis tahunan satu, tiga dan enam bulan, inflasi inti PCE kemungkinan tumbuh masing-masing sebesar 1,9%, 2,2% dan 3,4% dibandingkan sebelumnya 1,6%, 3,0% dan 3,3%.
  3. Inflasi PCE headline diprediksi akan sebesar 0,04% secara bulanan, sama seperti Mei dan 2,4% secara tahunan, lebih rendah dibanding Mei 2,6%.
  4. Selain inflasi perumahan yang membandel, peningkatan harga jasa keuangan dan jasa lain kemungkinan berkontribusi pada kenaikan PCE inti, bersama dengan harga lebih tinggi untuk jasa makanan di luar rumah.
  5. Rekrutmen dan pertumbuhan upah yang lebih lambat kemungkinan membatasi pertumbuhan pendapatan pribadi hingga 0,4% pada Juni, dibandingkan pertumbuhan 0,5% pada bulan sebelumnya.
  6. Pertumbuhan belanja pribadi kemungkinan meningkat jadi 0,4% dibanding 0,2% sebelumnya yang kami perkirakan akan direvisi naik jadi 0,4%. Belanja pribadi riil kemungkinan tumbuh 0,2%, lebih rendah dibanding sebelumnya 0,3%.
  7. Perkiraan kami menunjukkan, tingkat tabungan nasional sebesar 3,7% pada Juni. Angka itu bukan yang terendah dalam sejarah, namun mendekati. Kami perkirakan tingkat tabungan pada Mei juga akan direvisi turun jadi 3,7% dari tadinya 3,9%.
  8. Tanda adanya dorongan dari sumber pendapatan lain, penghematan yang terjadi tidak berkelanjutan. Kami perkirakan 80% rumah tangga terbawah berdasarkan kelompok pendapatan telah banyak memakai tabungan yang terakumulasi selama pandemi.
  9. Salah satu sumber pendapatan potensial adalah dividen pasar saham tapi kemungkinan besar sebagian diantaranya diakses oleh 20% rumah tangga berpenghasilan teratas. Itu mendukung pengeluaran pada kuartal pertama tapi tidak pada kuartal dua. Hingga 25 Juli, indeks S&P 500 sudah turun 1,1% dibanding akhir Juni.
  10. Kesimpulannya: laporan pendapatan dan pengeluaran pribadi pada Juni kemungkinan akan mendukung penilaian Gubernur The Fed Chistopher Waller beberapa waktu lalu bahwa ekonomi AS akan mengalami soft landing dan tidak ada urgensi untuk memangkas bunga. Kami pertahankan prediksi bahwa The Fed akan menunggu sampai September untuk memulai penurunan bunga acuan.

(rui/aji)

No more pages