Penelitian yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengidentifikasi LFP sebagai teknologi katoda yang layak pada akhir 1990an. Perusahaan-perusahaan China pun mulai mengomersialkannya pada pertengahan 2000-an untuk menggerakkan industri yang sedang berkembang di negara tersebut, dan pembuat kendaraan listrik di negara-negara Barat juga mulai menerapkannya.
Tesla menggunakan LFP di pabriknya di Shanghai, menurut laporan Bloomberg. Ford pun akan menggunakannya pada kendaraan sport Mustang Mach-E tahun ini dan pada pikap F-150 Lightning mulai 2024. Mercedes-Benz, Volkswagen, dan Rivian Automotive juga telah berjanji untuk menggunakan LFP.
Apa keunggulan dan kelemahan LFP?
Bijih besi lebih melimpah dan lebih murah untuk diekstraksi dan dimurnikan dibandingkan dengan nikel dan kobalt, sehingga biaya produksi LFP lebih murah. Mereka juga tidak mudah terbakar.
Namun, bijih besi tidak dapat mengemas energi sebanyak katoda nikel ke dalam ruang yang sama, sehingga diperlukan baterai yang lebih besar dan lebih berat untuk mencapai jangkauan dan kinerja yang setara.
Sebagai cara untuk mengurangi polusi perkotaan, China mulai menggunakan LFP pada bus, karena rasio bobot terhadap daya kurang penting dibandingkan pada mobil. Ketika desain baterai menjadi lebih efisien, produsen mobil China juga mulai menggunakannya.
Seperti apa kondisi persaingan global di industri baterai EV?
Lebih dari separuh kendaraan listrik yang dibuat di dunia dijual di China. Perusahaan China menguasai lebih dari 50% pasar baterai kendaraan listrik dan memenuhi 90% permintaan beberapa bahan baterai, menurut BloombergNEF.
Skala ekonomi yang dihasilkan membuat produsen mobil AS dan Eropa tidak mungkin bisa menyamai efisiensi para pesaingnya di China. Rata-rata harga baterai EV di Amerika Utara dan Eropa masing-masing 24% dan 33% lebih tinggi dibandingkan dengan di China pada 2022.
Mengapa isu baterai EV penting?
Biaya produksi kendaraan listrik kelas atas telah turun setara dengan biaya produksi kendaraan bermesin pembakaran serupa. Namun, produksi kendaraan listrik di pasar menengah masih lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan tradisional.
Terlebih lagi, harga baterai mulai naik setelah mengalami penurunan selama beberapa tahun, mendorong ekspektasi keseimbangan harga secara keseluruhan menjadi dua tahun, hingga 2026, menurut BloombergNEF.
Hal ini merupakan masalah khusus bagi produsen mobil AS dan Eropa yang tertinggal jauh dibandingkan dengan pesaingnya di China dalam mengubah kendaraan listrik menjadi produk pasar massal.
Negara-negara Barat menghabiskan ratusan miliar dolar untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik dalam negeri hampir dari awal. Upaya tersebut tidak akan membuahkan hasil kecuali produsen mobil dapat memangkas biaya baterai.
Hanya dengan cara ini mereka dapat memotong harga cukup jauh untuk membujuk sebagian besar pengemudi di negara-negara tersebut untuk beralih ke kendaraan listrik.
Apakah LFP adalah solusi?
Mengenai perhitungan biaya murni, tidak ada perdebatan: LFP China adalah paket baterai litium-ion termurah dalam survei BloombergNEF pada 2022. Namun, keunggulan biaya tersebut juga disertai dengan risiko. China menyumbang 99% produksi global dalam teknologi katoda baterai LFP, menurut Benchmark Mineral Intelligence.
Meskipun negara-negara lain berlomba untuk mengejar ketertinggalan, perusahaan konsultan tersebut melihat pangsa China hanya turun sedikit menjadi 96% pada akhir dekade ini.
Para eksekutif otomotif di negara-negara Barat sudah mewaspadai dominasi China dalam kendaraan listrik dan ingin melindungi rantai pasokan mereka dari potensi perang dagang dan gangguan lainnya.
Namun beralih ke LFP memerlukan kerja sama dengan China. LFP Tesla dipasok oleh Contemporary Amperex Technology Co (CATL), sedangkan Ford akan membuat LFP di pabrik baru di Michigan, menggunakan teknologi yang dilisensikan dari perusahaan China.
Teknologi apa yang mungkin bersaing dengan LFP?
Ada beberapa kasus penggunaan di mana LFP tidak dapat menggantikan baterai nikel-kobalt-mangan dan nikel-kobalt-aluminium, yang tetap menarik untuk kendaraan listrik yang lebih mahal dan berjarak lebih jauh karena kepadatan energinya yang lebih tinggi.
Pendukung teknologi lain, baterai natrium-ion, bertujuan untuk menyamai kepadatan energi yang ditawarkan oleh LFP.
Untuk saat ini, baterai natrium-ion lebih mahal karena diproduksi dalam volume yang lebih sedikit dan bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya tidak tersedia secara luas.
BloombergNEF memperkirakan penghematan material dan peningkatan kepadatan energi pada akhirnya dapat memangkas biaya sel-sel ini hingga setengah dari biaya LFP saat ini.
(red/wdh)