Penurunan lebih lanjut bunga SRBI bisa memberi ruang lebih lebar bagi penurunan imbal hasil SBN tenor pendek, sejurus dengan penguatan ekspektasi terhadap pemangkasan bunga acuan BI rate, mengikuti pelonggaran moneter Federal Reserve yang diprediksi terjadi mulai akhir kuartal ini.
Namun, dinamika di pasar surat berharga itu masih belum berdampak serta merta pada rupiah. Dalam perdagangan pasar spot sampai jelang sore hari ini, rupiah masih melemah di kisaran Rp16.297/US$, lebih rendah nilainya 0,29% dibanding posisi hari sebelumnya.
Rupiah menjadi valuta Asia terlemah di Asia saat ini bersama won Korea yang terkikis 0,25% dan yuan offshore. Sementara indeks saham masih bergerak positif dengan IHSG naik ke 7.277.
Setelah data PDB Amerika yang dilansir tadi malam, perhatian pasar akan terarah pada rilis inflasi PCE pada Jumat pagi waktu Amerika atau nanti malam waktu Indonesia Barat.
Sejauh ini, konsensus pasar memperkirakan inflasi PCE pada Juni naik 0,1% month-on-month dan 2,4% year-on-year, dari sebelumnya 0% dan 2,6%.
Sedangkan inflasi inti PCE bulan lalu diprediksi naik 0,2% dibanding Mei, lebih tinggi dibanding 0,1% sebelumnya. Secara tahunan, inflasi inti PCE diperkirakan melandai ke 2,5%, dari tadinya 2,6%.
(rui/aji)