Bloomberg Technoz, Jakarta - Hampir seluruh Analis dalam konsensus Bloomberg optimistis menargetkan pandangan bullish untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dari total 35 analis, sejumlah 32 di antaranya atau setara dengan 91,4% merekomendasikan buy.
Hanya tiga analis yang merekomendasikan hold. Sementara, tidak ada satu pun yang merekomendasikan sell.
Hal ini mencerminkan saham BBCA amat potensial dengan kenaikan harga saham yang sangat tinggi dalam 12 bulan ke depan.
Konsensus menghasilkan target harga Rp11.277/saham. Sedangkan harga saham Bank Central Asia saat ini berada di level Rp10.300/saham. Artinya, masih ada peluang cuan hingga nyaris 10%.
Dari 32 analis yang merekomendasikan buy, terdapat 10 di antaranya yang memberikan rekomendasi bertepatan dengan pengumuman hasil kinerja keuangan semester I-2024. Salah satunya adalah Analis Bahana Sekuritas, Putrea Satria Sambijantoro.
Satria memberikan rekomendasi buy dengan target harga apat mencapai Rp11.220/saham.
BBCA adalah saham yang benar-benar tahan resesi dan selalu memenuhi ekspektasi Analis, dengan itu, target harga 12 bulan kami cukup konservatif di Rp11,220.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas
Kemudian, Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano merekomendasikan buy dengan target harga Rp11.300/saham. Sama halnya, Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi memberikan rekomendasi serupa dengan target harga Rp11.200/saham.
Menariknya lagi, Analis RHB Sekuritas, David Chong, dan Andrey Wijaya memberikan rekomendasi Buy saham BBCA dengan target yang amat bullish mencapai Rp12.060/saham.
Kinerja Keuangan
Bank Central Asia berhasil mencatat laba bersih Rp26,87 triliun hingga 30 Juni. Laba ini melesat naik mencapai 11,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp24,19 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Perusahaan, kenaikan itu bersamaan dengan meningkatnya pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) mencapai 8,1% secara tahunan menjadi Rp39,89 triliun.
Kenaikan kinerja keuangan Bank Central Asia juga didukung penuh oleh meningkatnya pertumbuhan kredit korporasi. Angkanya mencatatkan kenaikan 19,9% menjadi Rp388,6 triliun pada enam bulan pertama tahun ini, sekaligus menjadi segmen kredit dengan pertumbuhan tertinggi.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp1.125 triliun, tumbuh 5% dari sebelumnya pada tahun 2023. Dana giro dan tabungan (Current Account Saving Account/CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.
Alhasil, total aset Bank BCA melesat 1,22% menjadi senilai total Rp1.425,41 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1.408,10 triliun.
(fad/aji)