Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengonfirmasi keputusan Bos Besar Tesla, Elon Musk, untuk tidak membangun pabrik Tesla Inc di Indonesia.
Luhut beralasan, keputusan tersebut didasari lantaran Musk tengah menahan investasi untuk mendirikan pabrik baru Tesla di manapun pada tahun ini.
“Kalau Tesla itu sekarang saya pikir setelah satu tahun, tahun ini, dia tidak akan membangun pabrik di manapun” kata Luhur usai acara Launching Golden Visa di Hotel Ritz Carlton pada Kamis (25/7/2024).
Namun, Luhut mengisyaratkan Pemerintah Indonesia belum putus asa untuk membujuk Musk berinvestasi di Tanah Air. Dalam kaitan itu, dia menyebut pemerintah investasi di bidang penghiliran nikel kepada taipan pemilik media sosial X tersebut.
“Kita masih melihat peluang lain untuk dia masuk, mungkin investasi di nikel kita,” katanya.

Luhut menambahkan pemerintah melihat Musk masih berminat untuk melakukan investasi di Indonesia, tetapi menganggap informasi tersebut terlalu dini untuk dibuka ke publik.
“Terlalu prematur untuk kalau ngomong. Nanti saya akan ketemu dia bulan depan. Nanti kita lihat. Ketemu di West Coast,” katanya.
Sebelumnya, Musk enggan berikan tanggapan terkait dengan potensi investasi pabrik atau industri kendaraan listrik di Indonesia. Namun, SpaceX masih berpotensi untuk melakukan penanaman modal pada salah satu bisnisnya di Indonesia.
“Kami masih fokus Starlink [di Indonesia” kata Elon Musk di Bali, medio Mei.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Menko Marves Septian Hario Seto mengatakan pada Maret bahwa pemerintah memang belum menerima kepastian investasi Tesla di Indonesia.
Akan tetapi, kata Seto, pemerintah justru bersyukur atas datangnya kompetitor terbesar Tesla asal China, yaitu Build Your Dreams (BYD), yang telah resmi melakukan investasi di Indonesia. Kedatangan BYD juga diharapkan dapat meningkatkan ekosistem pasar EV Indonesia lebih kompetitif.
“Belum ada [kepastian dari Tesla]. Kalau saya lihat, sekarang dengan adanya BYD, nanti kompetisinya di dalam negeri jadi lebih menarik, karena di luar negeri kan over harga EV-nya. [Di Indonesia] lebih kompetitif, ada yang Rp400 juta, ada yang Rp500 juta” ucapnya.
(fik/wdh)