Nanti malam akan menjadi ujian baru bagi rupiah dan pasar obligasi domestik di mana Amerika akan mengumumkan data inflasi PCE, personal consumption expenditure, yang menjadi data pivotal mempengaruhi arah kebijakan bunga acuan The Fed.
Sejauh ini, terlihat bahwa para pelaku pasar cenderung menghindari risiko dengan melepas aset-aset rupiah dan surat berharga. Pada 23 Juli lalu, investor asing menjual surat utang RI senilai US$172,4 juta atau sekitar Rp2,81 triliun, nilai penjualan terbesar dalam sehari sejak 20 Juni.
Tekanan jual terlihat masih berlanjut saat ini di mana hampir semua tenor SBN mencatat kenaikan imbal hasil, indikasi tekanan harga.
Dengan rupiah yang terancam mendekati kisaran Rp16.300-Rp16.400/US$, membuka potensi makin volatil di tengah rilis berbagai data.
"Rupiah bisa makin mendekati batas toleransi kenaikan suku bunga BI pada rentang Rp16.400-Rp16.600/US$. Kami memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga SRBI 12-months ke rentang 7,4-7,6% mulai lelang hari ini," prediksi Lionel.
(rui/aji)