Analis Sebut Bunga SRBI Turun Berisiko Lemahkan Rupiah
Ruisa Khoiriyah
26 July 2024 12:45
Bloomberg Technoz, Jakarta - Langkah Bank Indonesia (BI) memangkas bunga Sekuritas Rupiah (SRBI) dalam dua lelang berturut-turut dan menurunkan nilai penerbitan, dinilai telah mengekspos rupiah kembali ke zona yang lebih rentan dan volatile, menurut analis.
Rupiah melemah tiga hari berturut-turut dan kini mendekati Rp16.300/US$. Di pasar offshore, rupiah melemah tajam mendekati Rp16.400/US$ bahkan ketika dolar Amerika sejatinya tidak menunjukkan keperkasaan.
Menurut pelaku pasar, volatilitas rupiah yang kembali tajam dan mulai berdampak pada tekanan di pasar surat utang, mengindikasikan respon negatif pasar terhadap langkah BI yang mulai mengikis bunga SRBI dan nilai penjualan sekuritas tersebut.
"Kegagalan itu tidak terlepas dari pemilihan waktu yang tergesa-gesa, sekitar 7-8 minggu sebelum penurunan bunga The Fed diprediksi terjadi mulai September nanti. Akibatnya, rupiah terekspos lebih besar terhadap risiko kejutan ekonomi maupun non-ekonomi seperti yang terjadi tadi malam yakni lonjakan tingkat pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2024," kata Lionel Prayadi, Strategist Mega Capital Sekuritas dalam catatannya.
Pasar global sebenarnya tidak serta merta merespon negatif data tersebut. Indeks saham di Wall Street memang melemah. Namun, yield atau imbal hasil surat utang AS, Treasury, terlihat turun mengindikasikan investor masih cukup optimistis meski di pasar swap ekspektasi Fed rate cut pada September terkikis ke 87% dari tadinya 90%.