Logo Bloomberg Technoz

Mobil Listrik di RI yang Pakai Baterai LFP: BYD hingga Wuling

Dovana Hasiana
26 July 2024 12:00

BYD Seal./Bloomberg-Liesa Johannssen
BYD Seal./Bloomberg-Liesa Johannssen

Bloomberg  Technoz, Jakarta – Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA) memperkirakan tingginya penggunaan baterai berbasis lithium ferro phospate (LFP) menjadi alasan banyaknya pembeli kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di negara maju mulai berpikir untuk ‘balik kucing’ menggunakan mobil berbahan bakar fosil.

Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia menjelaskan baterai LFP memiliki keterbatasan untuk penggunaan EV jarak jauh. Walhasil, perjalanan bakal terhambat karena sebaran stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) fast charging untuk baterai LFP belum banyak tersedia.

“Hal lainnya berkaitan dengan perawatan tentunya belum banyak service station yang tersedia kecuali penghasil EV,” ujar Hendra kepada Bloomberg Technoz, Kamis (25/7/2024).

Dengan demikian, IMA yakin permintaan nikel tetap bakal naik karena konsumen membutuhkan baterai EV yang memiliki kapasitas penyimpan listrik dengan durasi panjang. 

Ilustrasi baterai LFP. (Unsplash/Kumpan Electric)

Mengutip riset McKinsey & Company berjudul McKinsey Mobility Consumer Pulse edisi Juni 2024, sebanyak 29% pemilik mobil listrik global mempertimbangkan untuk kembali ke mobil berbasis bahan bakar minyak (BBM).