Evan Gorelick—Bloomberg News
Bloomberg, Chief Executive Officer (CEO) CrowdStrike Holdings Inc, George Kurtz mengatakan dalam sebuah posting LinkedIn pada hari Kamis bahwa lebih dari 97% sensor agen Falcon perusahaan yang menggunakan Windows sekarang sudah kembali online.
CrowdStrike mengirimkan pembaruan perangkat software yang gagal dan merusak jutaan komputer pada 19 Juli, memicu pemadaman IT secara global. Hal tersebut menyebabkan penerbangan, penutupan bisnis, dan membuat pasar terhenti.
Gangguan ini berlangsung berhari-hari, menyebabkan kerugian sekitar US$5,4 miliar (sekitar Rp87 triliun) pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500, menurut Parametrix.
Saham CrowdStrike turun sekitar seperempat sejak pemadaman tersebut.
CrowdStrike klaim telah berjuang memperbaiki masalah tersebut. Perusahan beralasan kegagalan disebabkan oleh kesalahan pada alat jaminan kualitas (quality-assurance) yang mereka gunakannya.

Quality-assurance awalnya berfungsi untuk menyaring pembaruan. Bug tersebut, yang menurut perusahaan bukan merupakan hasil dari serangan siber atau pelanggaran keamanan, mempengaruhi lebih dari 8,5 juta pengguna Windows, menurut Microsoft Corp.
“Kepada para pelanggan kami yang masih terkena dampak, harap diketahui bahwa kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai pemulihan penuh,” tulis Kurtz dalam postingannya.
Mesin Mac dan Linux tidak terpengaruh oleh insiden tersebut.
(bbn)