Logo Bloomberg Technoz

Hal tersebut mengempiskan peluang pelonggaran moneter oleh Federal Reserve yang sangat ditunggu oleh pasar.

Namun, efek sentimen itu terlihat lebih buruk pada rupiah ketimbang valuta Asia lain. Boleh jadi karena investor menilai aset rupiah kalah pamor dibanding valuta emerging market Asia lain. 

Premi risiko RI naik kemarin dan sempat menyentuh 77 kemarin, meski pagi ini kembali melandai sedikit ke 76,58. 

Bank of America memberikan rekomendasi 'netral' untuk rupiah karena biaya rendah untuk melindungi eksposur mata uang  membatasi dampak arus masuk yang kuat ke obligasi jangka pendek, menurut Strategist BofA Claudio Piron, dilansir dari Bloomberg News

Permintaan dolar AS masih berlanjut dan konversi mata uang yang rendah oleh para eksportir mungkin akan terus berlanjut di Indonesia hingga The Fed memulai siklus penurunan bunga acuan.

Prospek penurunan bunga acuan Indonesia tidak cukup ampuh mendorong reli harga obligasi pemerintah jangka pendek karena terjegal arus yang lebih kencang ke Sekuritas Rupiah (SRBI). Peningkatan pasokan SRBI kemungkinan akan melemahkan dampak penurunan BI rate terhadap yield SBN tenor pendek.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan dengan koreksi terdekat di level Rp16.300/US$ yang menjadi level support usai MA-50 tertembus. Level pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.350/US$.

Apabila level itu kembali jebol, nilai rupiah berpotensi melemah makin dalam menuju level Rp16.370/US$ sebagai support terkuatnya.

(rui)

No more pages