Logo Bloomberg Technoz

Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.363,5/troy ons. Anjlok 1,47% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 8 Juli.

Harga emas sedang berada dalam tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini jatuh 3,18% secara point-to-point.

Rilis data ekonomi terbaru di AS menjadi beban bagi harga emas. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis mengumumkan data pembacaan pertama terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam periode kuartal II-2024.

Pada April-Juni, ekonomi AS tumbuh 2,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4% dan juga lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan perkiraan 2%.

Data ini membuat investor sedikit bimbang, apakah bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat? Sebab jika ekonomi AS masih ‘panas’, maka suku bunga kemungkinan besar tetap bertahan di level tinggi.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5.25% pada September memang masih tinggi, yakni 88,1%. Namun angka itu turun dibandingkan kemarin yang sebesar 90% atau minggu lalu yang mencapai 94%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan dalam iklim suku bunga tinggi.

(aji)

No more pages