Produk Domestik Bruto AS tumbuh sebesar 2,8% pada tingkat tahunan setelah naik 1,4% pada periode sebelumnya, menurut perkiraan awal pemerintah. Mesin pertumbuhan utama ekonomi - pengeluaran pribadi - naik 2,3%, juga lebih tinggi dari perkiraan.
Sedangkan indeks inflasi inti, core PCE Price Index, tercatat naik 2,9%, melambat dari kuartal sebelumnya namun masih melampaui perkiraan pasar.
Walau laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding kuartal satu lalu, angka terakhir ini masih mencerminkan moderasi dibanding tahun sebelumnya. Pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi yang lebih luas telah melandai di bawah tekanan suku bunga tinggi, yang secara bersamaan membantu menjinakkan inflasi secara bertahap.
Pada bagian lain, penguatan yen Jepang telah memicu likuidasi yang meluas di pasar global, menekan aset-aset seperti saham, hingga emas dan Bitcoin menyusul langkah investor menghitung lagi leverage mereka.
"Ini secara efektif merupakan peristiwa deleveraging besar yang disebabkan oleh tekanan pendek pada yen," kata Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com, dilansir dari Bloomberg News. "Hal ini memaksa likuidasi yang meluas di seluruh pasar."
Perhatian pasar kini akan tertuju pada rilis data inflasi PCE pada Jumat malam waktu Indonesia Barat yang akan menjadi data pivotal sebelum pertemuan Komite Terbuka The Fed pada 31 Juli nanti.
Gejolak pasar global itu telah mengerek tingkat premi risiko Indonesia selama tiga hari berturut-turut. Pagi ini, Credit Default Swap RI naik ke 76,94 pagi ini, menjadi level tertinggi sejak 1 Juli lalu.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan dengan koreksi terdekat di level Rp16.300/US$ yang menjadi level support usai MA-50 tertembus. Level pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.350/US$.
Apabila level itu kembali jebol, nilai rupiah berpotensi melemah makin dalam menuju level Rp16.370/US$ sebagai support terkuatnya.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp16.200/US$ dan selanjutnya Rp16.180/US$.
Melihat tren jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan meski kian terbatas untuk kembali ke level Rp16.150/US$ potensial.
(rui)