Berbicara kepada para wartawan, Executive Chairman Axel Dumas mengatakan bahwa Hermès tidak melihat adanya perubahan tren pada kuartal ini karena perusahaan ini mengalami penurunan permintaan terhadap produk yang lebih terjangkau, seperti syal sutra, yang mencerminkan adanya pengetatan belanja dari para konsumen yang memiliki aspirasi tinggi. Namun, dua unit terbesar Hermès, yaitu produk kulit dan pelana serta pakaian jadi dan aksesori, mengalami pertumbuhan dua digit.
Dumas juga mengatakan bahwa Olimpiade--yang secara resmi dimulai dengan upacara pembukaan di Paris pada Jumat (26/7/2024) malam--biasanya tidak mendukung bisnis di kota-kota tuan rumah. Dia berharap French Riviera akan mengompensasi hilangnya trafik di toko-tokonya di Paris pada kuartal ini.
Hasil Hermès ini mengikuti kinerja yang mengecewakan di LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton SE, pemilik Christian Dior dan Tiffany & Co, dan Kering SA, yang sedang mengalami perubahan yang menantang di Gucci, label terbesarnya.
Secara keseluruhan, hasil minggu ini menunjukkan bahwa konsumen kaya telah mengekang pengeluaran di sebagian besar dunia, dengan pengecualian di Jepang, di mana pelancong luar negeri dari China dan tempat lain mengambil keuntungan dari yen yang lemah untuk memborong barang-barang kelas atas.
Meskipun Jepang menunjukkan kinerja yang baik untuk Hermès di kuartal terakhir, Dumas menjelaskan bahwa hal ini sebagian besar disebabkan oleh konsumen lokal.
(bbn)