Meski demikian, secara tingkat permintaan pasar terhadap perumahaan tapak, menurut Arief cukup stabil sepanjang semester I-2024, dengan segmen menengah memimpin permintaan, mewakili sekitar 29,5% dari total permintaan, diikuti oleh segmen atas dan menengah atas segmen yang masing-masing menyumbang 25,8% dan 25,5% dari total unit yang terjual.

Adapun tingkat penyerapan bulanan rata-rata per perumahan adalah 13,6 unit, menunjukkan penurunan secara year on year (yoy) sebesar 30,5%, dengan rata-rata nilai serapan per perumahan sebesar Rp33,3 miliar per bulan.

Sedangkan rata-rata nilai transaksi per unit disebut naik menjadi sekitar Rp2,45 miliar, meningkat 18,4% dibandingkan semester  pertama tahun 2023, sekaligus menandakan meningkatnya permintaan akan produk segmen yang lebih tinggi.

Tangerang juga kembali memimpin dengan rata-rata penyerapan per perumahan tertinggi yaitu rata-rata 15 unit per bulan, disusul Bekasi sebesar 14 unit per bulan.  

"Tingkat penyerapan untuk perumahan saat ini mengalami penurunan, tapi kalau kita lihat dari nilai transaksinya mengalami pertumbuhan, ini menggambarkan pertumbuhan produk-produk dari segmen atas," jelasnya.

Meski pada bulan April 2024 Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25% yang diperkirakan akan mempengaruhi dan mendorong peningkatan rata-rata suku bunga pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disediakan oleh bank, tetapi hingga paruh pertama tahun 2024, KPR tetap menjadi
metode pembayaran yang paling disukai, mencakup 74% transaksi, diikuti dengan cicilan tunai 17% dan pembayaran tunai sebesar 9%.

(prc/ain)