Dua tahun kemudian, teknologi sudah dioperasikan di Angkatan Udara Singapura disertifikasi untuk digunakan antara F-16 dan A330 MRT.
“Sistem A3R tidak memerlukan peralatan tambahan pada pesawat penerima, sehingga mengurangi beban kerja operator pengisian bahan bakar di udara, meningkatkan keselamatan, dan mengoptimalkan kecepatan transfer pengisian bahan bakar dari udara ke udara,” ujarnya.
A330MRTT ini juga akan mampu bersaing di masa depan dengan adanya aset otonom pengisian bahan bakar udara ke udara atau Autonomous Asset Air-to-Air Refueling (A4R). Sistem ini adalah sebuah cara pengisian bahan bakar di udara tanpa campur tangan pilot penerima.
Dalam hal ini, pesawat tanker udara dapat memandu dan mengendalikan pesawat receiver secara otonom ke posisi pengisian bahan bakar, menyelesaikan transfer, dan melakukan manuver pemisahan yang aman.
“Kami berharap bahwa teknologi A4R ini dapat mulai beroperasi pada awal dekade depan. Setelah disertifikasi, teknologi ini dapat dengan cepat digunakan oleh operator,” ujarnya.
Sebanyak 82 pesawat A330 MRTT telah dipesan oleh Australia, Kanada, Prancis, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Inggris.
(dov/ain)
