Adapun, rata-rata harga pertumbuhan harga tertinggi per Juni 2024 dibeberapa kota besar sesuai luas rumah per meter persegi diketahui sebagai berikut:
- Luas lebih dari 60 meter per segi : pertumbuhan harga tertinggi di Bandung, median harga Rp625 juta, dengan kenaikan yoy 43%.
- Luas 61—90 meter per segi : pertumbuhan harga tertinggi di Denpasar, median harga Rp1,29 miliar, dengan kenaikan yoy 28,8%.
- Luas 91—150 meter per segi : pertumbuhan harga tertinggi di Surakarta, median harga Rp1,2 miliar, dengan kenaikan yoy 20%.
Harga Rumah di Jakarta
Semetara itu, harga rumah di Jakarta justru disebut mengalami stagnasi dibandingkan kota-kota penunjangnya seperti Bogor, Depok, dan Tangerang.
Sepanjang Semester I-2024, pertumbuhan harga hunian di Jakarta berkisar antara 0,8% hingga 1,4% secara tahunan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Bogor yang tumbuh antara 4,6% hingga 7,7%.
Faktor yang membuat stagnasi harga di Jakarta tersebut diantaranya kepadatan penduduk yang tinggi dan pengembangan properti yang sudah tersaturasi. Pengembangan baru di Jakarta umumnya berupa apartemen yang memaksimalkan lahan terbatas.
Selain itu, Jakarta sudah difasilitasi dengan aksesibilitas dan jaringan transportasi publik yang baik, berbeda dengan area lain yang dapat mengalami lonjakan harga signifikan dengan adanya pengembangan baru seperti tol atau Kereta Cepat Jakarta—Bandung.
"Meskipun kenaikan indeks harga stagnan, rumah seken di Jakarta masih menjadi opsi utama bagi pencari properti yang mencari hunian di tengah kota namun dengan harga terjangkau. Hal ini mengingat suplai rumah seken yang ditawarkan di Jakarta terbilang masih sangat beragam dan memiliki rentang harga yang bervariasi, sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan atau preferensi kelas menengah, menengah-atas," jelasnya.
Jakarta Selatan menjadi wilayah terpopuler dengan persentase popularitas dalam pencarian sebesar 31,8%, diikuti Jakarta Barat 26,8%, Jakarta Utara 17,9%, Jakarta Timur 16,6%, dan Jakarta Pusat 6,9%.
Preferensi di setiap wilayah Jakarta menunjukkan karakteristik segmentasi pasar yang berbeda. Beberapa wilayah memiliki proporsi preferensi yang cukup besar untuk harga rumah di atas Rp5 miliar, seperti Jakarta Selatan 38,5%, Jakarta Utara 37%, dan Jakarta Pusat 27,6%. Sementara itu, di Jakarta Timur, permintaan untuk rentang harga tersebut hanya sekitar 4,6%.
Selain itu, pencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25—34 tahun, dengan proporsi antara 33% hingga 35,9%, diikuti kelompok usia 45-54 tahun yang mencakup 19,9% hingga 21,9%.
"Bagi pencari properti yang ingin memiliki rumah di tengah kota, rumah seken di Jakarta tetap menjadi opsi hunian yang menarik. Dengan variasi harga yang mampu menjangkau kelas menengah hingga menengah-atas, Jakarta menawarkan pilihan yang beragam bagi para pencari hunian," tuturnya.
(prc/wdh)