Logo Bloomberg Technoz

Simulasi Makan Gratis di Jawa, Ekonom Sebut Harusnya di Daerah 3T

Redaksi
25 July 2024 16:40

Siswa makan siang bersama saat simulasi program makan siang di SMPN 2 Curug, Kab. Tangerang, Kamis (29/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Siswa makan siang bersama saat simulasi program makan siang di SMPN 2 Curug, Kab. Tangerang, Kamis (29/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menyarankan pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk mengutamakan simulasi makan gratis di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), seperti wilayah Flores, Maluku, dan Papua.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai wilayah 3T lebih membutuhkan perbaikan gizi dibanding Kota Solo, Bogor, atau Tangerang yang telah ada simulasi makan bergizi gratis oleh pemerintah. 

Menurut Bhima, tujuan program makan bergizi gratis untuk menurunkan angka gizi buruk. Kemudian, ketika simulasi dilakukan secara tidak teratur di banyak tempat, program tersebut akan memerlukan anggaran besar karena berlaku langsung secara nasional di tahun pertama.

“Jadi ada hubungannya nggak makan siang gratis sama angka PISA yang akan naik? Ada hubungannya nggak dengan gizi buruk? Salah kalau uji coba di Pulau Jawa, kan harusnya dicoba tuh di daerah-daerah 3T dulu fokusnya, uji coba terus di sana, fokus, baru kemudian akan dilihat [hasilnya],” kata Bhima saat ditemui, Kamis (25/7/2024). 

Bhima menyebut, tantangan makan bergizi gratis adalah persoalan logistik. Ketika simulasi dilakukan di Kota Solo yang memiliki banyak penyangga pangan tidak mencerminkan persiapan makan bergizi gratis di tingkat nasional.