Logo Bloomberg Technoz

Dengan demikian, masing-masing wilayah tersebut memiliki mesin pertumbuhan ekonominya masing-masing dan ia mengaku akan mendorong produktivitas mesin pengungkit ekonomi setiap daerah berdasarkan potensinya tersebut.

“Kemudian di Sumatera, Kalimantan kebun. Oleh karena itu kemarin kebun kami akan dorong juga industri kakao untuk kami dongkrak kembali. Kakao itu kan kebunnya 800 ribu pada saat puncak. Tetapi saat sekarang di bawah 200 ribu. Sehingga pada saat industri kami bangun malah kurang bahan baku,” ucapnya.

Sebagai gambaran, Airlangga menyebut telah melakukan pembahasan untuk mengkonversi tugas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menjadi mencakup pembiayaan kakao, kelapa, dan karet.

Sebab, menurutnya potensi dari komoditas tersebut masih dapat dimaksimalkan kembali sehingga bisa menjadi mesin daya ungkit ekonomi pada daerah-daerah dengan sumber pertumbuhan komoditas tersebut.

“Nah oleh karena itu BPDP kami akan tugaskan juga untuk revitalisasi kakao, revitalisasi karet, dan juga kelapa. Sedangkan untuk industri makanan minuman, dari kelapa, aren, dan yang lain kan sangat diperlukan,” ucapnya.

Adapun, berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas baru dua wilayah yakni Jakarta dan Kalimantan Timur saja yang telah lolos dari jebakan kelas menengah pada 2023.

Menanggapi itu, Airlangga menyatakan bahwa pihaknya perlu memetakan seluruh provinsi dan melihat mesin pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah agar daerah lain dapat menyusul Jakarta dan Kalimantan Timur.

“Yang membedakan berbagai wilayah tentu kalau di luar Jawa itu banyak yang resource based berbasis pada bahan baku tetapi Jakarta sudah service industri [industri jasa],” ucap Airlangga.

Oleh karena itu, Airlangga menegaskan bahwa Jakarta telah setara dengan negara-negara lain yang basis pertumbuhan ekonominya adalah industri jasa. Namun, ia tak menampik bahwa masih terdapat pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan utamanya terkait pemerataan ekonomi.

“Nah oleh karena itu tantangan belum berakhir, PR jalan terus dan kereta Kemenko Perekonomian juga jalan terus,” tutup Airlangga.

(azr/lav)

No more pages