Ada hampir tiga lowongan untuk setiap pekerja yang mencari pekerjaan di sektor jasa sementara pasar semakin ketat di antara perusahaan konstruksi.
Sebanyak 260 perusahaan mencatatkan kebangkrutan pada tahun 2023 karena mereka tidak dapat mendapatkan cukup pekerja untuk mempertahankan operasi mereka, menurut laporan oleh Teikoku Databank.
Data terbaru menunjukkan populasi usia kerja sebagai persentase dari total populasi tetap hampir datar dibandingkan tahun sebelumnya, karena meningkatnya jumlah pekerja asing berhasil mengisi kesenjangan tersebut. Namun, belum jelas apakah Jepang dapat terus menampung laju arus masuk pekerja asing yang sama tanpa dukungan struktural yang memadai.
Kekhawatiran lainnya adalah tekanan pada sistem jaminan sosial negara, dengan semakin sedikit pembayar pajak untuk mendukung jumlah lansia yang terus bertambah.
Pendapatan pajak dan premi asuransi Jepang diproyeksikan turun sekitar 10% pada tahun 2040, menurut perkiraan tahun 2018 oleh Takero Doi. Hal ini kemungkinan akan menyulitkan negara untuk membiayai pengeluaran jaminan sosial yang terus meningkat.
Untuk meningkatkan angka kelahiran yang menurun, Perdana Menteri Fumio Kishida berjanji akan meningkatkan dukungan pemerintah per anak ke tingkat yang setara dengan Swedia, di mana 3,4% dari PDB dialokasikan untuk tunjangan keluarga.
(bbn)