Logo Bloomberg Technoz

Direktur FBI ini mengatakan penyelidikan terhadap kasus penembakan Trump ini masih berjalan dan para penyidik masih mencari tahu motif pelaku. Wray mengatakan Crooks tampaknya tertarik dengan "tokoh masyarakat secara luas."

"Sejauh ini kami belum menemukan bukti ada pelaku lain atau orang lain yang terlibat, baik dari luar negeri atau domestik," kata Wray kepada Komite Judisial Kongres, Rabu (24/7/2024). Menurutnya, berdasarkan daftar kontak di ponsel Crooks, dugaan dia sebagai penyendiri tampaknya sudah akurat. 

Wray juga mengatakan para penyidik masih belum pasti bagaimana Trump bisa terluka. "Ada pertanyaan terkait apakah peluru atau pecahan peluru yang mengenai telinganya," ujar Wray. 

"Saya ingin meyakinkan Anda dan warga Amerika bahwa seluruh agen FBI akan terus bekerja keras untuk mengetahui hal ikhwal peristiwa yang terjadi itu," katanya kepada komite. 

Rapat Tegang

Rapat dengan Wray ini dilakukan dua hari setelah Kimberly Cheatle, kepala pasukan pengawal presiden saat penembakan terjadi, tampil di depan Komite Pengawasan Kongres dan kemudian mengundurkan diri setelah ditanya atas kegagalan pengamanan.

Selain penyelidikan FBI ini, Kongres juga melakukan penyelidikan sendiri atas percobaan pembunuhan itu. 

Fakta bahwa Crooks bisa naik ke atap yang memiliki daya pandang langsung ke Trump menimbulkan kritik dari kedua partai. Hal ini juga menjadi tema politik dalam kampanye Pilpres yang panas ini. 

Pihak berwenang AS mengatakan Crooks naik ke atap di depan panggung terbuka di Butler, Pennsylvania itu dan menembakkan senjata semi-otomatis, melukai Trump dan menewaskan petugas pemadam kebakaran Corey Comperatore yang melindungi keluarganya dari tembakan tersebut. 

Seorang penembak jitu Pasukan Pengawal Presiden kemudian menembak mati Crooks. 

Di depan Kongres, Wray mengatakan bahwa pelaku naik ke atap dengan menggunakan alat mekanik yang ada di sana dan juga jalur pipa gedung itu. 

FBI mengatakan sejauh ini penyelidikan mereka menunjukkan bahwa Crooks tidak masuk dalam daftar hitam FBI sebelum serangan dan ponselnya kini sedang diteliti oleh teknisi mereka. 

"Mulai sekitar 6 Juli, dia memusatkan perhatian pada Presiden Trump dan kampanyenya," kata Wray. 

Dia menjelaskan analisis laptop yang diduga milik Crooks memperlihatkan bahwa pada tanggal itu pelaku ini mencari info dari mesin pencari Google soal Oswald dan Kennedy. 

"Di hari yang sama dia tampaknya juga mendaftarkan diri untuk hadir di kampanye di Butler itu," jelas Wray. 

Dalam keterangan kepada Kongres ini, dia membeberkan bahwa Crooks datang ke Butler satu minggu sebelum kampanye, kemudian datang lagi pada pagi hari dan siang hari di hari H. 

Pihak berwenang memperkirakan Crooks menerbangkan drone di sekitar wilayah kampanye dua jam sebelum penembakan. Wray menjelaskan bahwa FBI telah menyisir ulang jalur penerbangan drone itu dan menemukan bahwa Crooks mendapatkan posisi yang bagus yang memperlihatkan area di belakangnya, "seakan-akan dia punya kaca spion."

Wray juga menjelaskan Crooks membawa dua bahan peledak "yang relatif masih mentah" di mobilnya dan bisa diledakkan dari jauh. Namun, bahan peledak itu tidak dalam mode aktif ketika ditemukan.

(bbn)

No more pages