Sedangkan indeks aktivitas penyedia jasa menunjukkan pertumbuhan tercepat sejak Maret di tahun yang sama. Sektor manufaktur kembali ke wilayah kontraksi.
Indeks bisnis baru di kelompok penyedia layanan meningkat ke level tertinggi dalam setahun. Laporan tersebut menunjukkan perekonomian AS terus tumbuh, namun pada saat yang sama pelaku usaha memiliki kapasitas terbatas untuk membebankan biaya yang lebih tinggi pada konsumen.
Indeks komposit harga yang dibayarkan untuk input, termasuk kenaikan biaya pengiriman dan upah yang lebih tinggi, naik. Meski begitu, pertumbuhan harga output melambat ke level terendah dalam enam bulan.
Pasar akan menanti rilis data PDB kuartal II-2024 Amerika nanti malam, juga GDP Price Index serta Core PCE Price Index. Selanjutnya, pada Jumat, pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi PCE berikut data personal income dan personal spending AS.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan hari ini dengan target koreksi menuju Rp16.230/US$ yang merupakan support terdekat. Ada level support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.250/US$-Rp16.280/US$.
Apabila kembali break support tersebut, berpotensi melemah lanjutan dengan menuju level Rp16.310/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp16.200/US$ dan selanjutnya Rp16.170/US$. Adapun dalam tren jangka menengah (Mid-term) rupiah masih berpotensi melemah lebih lanjut ke Rp16.100/US$ meski kian terbatas.
(rui)