Logo Bloomberg Technoz

Aktivitas Bisnis AS Menguat, Rupiah Bisa Terimbas Tekanan

Tim Riset Bloomberg Technoz
25 July 2024 07:38

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih dibayangi pelemahan lebih lanjut dalam perdagangan pasar spot hari ini seiring pamor dolar AS yang bertahan di level tinggi.

Sentimen pasar cenderung membatasi pergerakan aset-aset di emerging market sejurus dengan langkah para investor yang memilih lebih berhati-hati mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika yang disusul data inflasi PCE di sisa pekan ini.

Sinyal tekanan rupiah terlihat dari pergerakan di pasar offshore. Kontrak NDF rupiah semalam ditutup melemah di bursa New York dan pagi ini masih bergerak melemah di kisaran Rp16.247-Rp16.251/US$. Di pasar Asia pagi ini, beberapa valuta terlihat tertekan cukup dalam pada pembukaan transaksi.

Won Korea dibuka turun 0,37%, disusul oleh baht yang juga melemah 0,08%. Dolar Hong Kong serta yuan offshore juga melemah tipis. Sementara dolar Singapura tertekan 0,03%. Bursa Taiwan dan Filipina masih tutup akibat badai topan Gaemi.

Tekanan yang dialami mata uang emerging market Asia selain karena kehati-hatian investor juga akibat rilis data aktivitas bisnis AS kemarin. Indeks output komposit S&P Global pada awal Juli naik ke level tertinggi sejak April 2022, terdorong oleh permintaan jasa yang lebih kuat. Sementara indikator harga jual mengalami penurunan.