Perkiraan Barat menyebut korban jiwa Rusia mencapai 500.000 orang sejak dimulainya invasi pada Februari 2022. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia mungkin kehilangan 70.000 orang yang tewas atau terluka hanya dalam dua bulan terakhir, menyebutnya sebagai kerugian harian terbesar sejak perang dimulai.
Hal itu terjadi ketika tentara Rusia terus melakukan serangan lambat di garis depan melawan pasukan Ukraina yang secara bertahap menerima puluhan miliar dolar senjata baru dari sekutu AS dan Eropa.
Pencarian tenaga kerja oleh militer semakin memperburuk kekurangan tenaga kerja di perekonomian Rusia yang memaksa dunia usaha menaikkan gaji agar dapat bersaing. Hal ini berkontribusi pada inflasi yang meroket di Rusia, mendorong bank sentral untuk memperingatkan kemungkinan menaikkan suku bunga utama guna mencoba mengekang pertumbuhan harga ketika para pembuat kebijakan bertemu minggu ini.
(bbn)