Pelaku pasar mengantisipasi rilis data PDB Amerika kuartal II-2024 pada Kamis nanti, disusul oleh data inflasi PCE pada Jumat. Dua data pivotal itu menjadi bekal terakhir Pertemuan Komite Terbuka FOMC The Fed akhir bulan ini.
Rupiah tidak berhasil memanfaatkan sentimen positif dari pasar surat utang di mana mayoritas tenor sampai sore hari ini memperlihatkan kenaikan harga. Rupiah sepertinya turut terseret tekanan indeks saham di mana IHSG ditutup melemah ke 7.262 sore ini dan penurunan animo pemodal dalam lelang SRBI.
Bunga SRBI turun
Hari ini Bank Indonesia melangsungkan lelang rutin Sekuritas Rupiah (SRBI). Lelang mencatat penurunan permintaan imbal hasil instrumen moneter tenor pendek itu ke level terendah dalam lebih dari tiga bulan.
Untuk bunga diskonto SRBI tenor terpanjang 12 bulan, BI memenangkan di level 7,23%. Itu adalah level terendah sejak 19 April lalu dan sudah turun 4% dari titik all time high di 7,53% yang terjadi pada awal bulan Juli.
Bunga SRBI tetap turun bahkan ketika terjadi penyusutan animo pasar dalam lelang tersebut. Nilai penawaran masuk turun 22% dibanding lelang terakhir 19 Juli lalu yang mencapai Rp67,73 triliun. Lelang SRBI pada hari ini mencatat incoming bids sebesar Rp52,68 triliun. BI juga memangkas nilai emisi, hanya Rp22 triliun dari pekan lalu sebesar Rp25 triliun.
Penurunan bunga SRBI di tengah nilai penawaran yang lebih kecil, dipicu oleh kian rendahnya permintaan imbal hasil dari para peserta lelang. Sebagai perbandingan, pada lelang sebelumnya, pasar meminta bunga diskonto 7,30-7,46% untuk SRBI-12 bulan. Namun, pada lelang hari ini, yield diminta turun tajam menjadi 7,18-7,42%.
Permintaan imbal hasil yang lebih rendah itu kemungkinan terdongkrak oleh sentimen positif pasar yang optimistis bunga global akan mulai turun pada akhir kuartal ini.
(rui)