Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai rencana Pemerintah itu dapat menjadi katalis untuk saham asuransi yang berkaitan kendaraan bermotor.
Sukarno menyebut, rencana ini akan meningkatkan premi bagi Perusahaan tersebut ke depan.
Meski demikian, dia menggarisbawahi bahwa tingkat signifikansi dampak rencana OJK terhadap Perusahaan asuransi juga masih akan tergantung pada beberapa faktor, seperti penetrasi dan segmentasi di pasar.
"Jika besar, maka dampaknya bisa besar juga karena bisa mempengaruhi fundamental," terang Sukarno.
Secara teknikal, dia memperkirakan saham TUGU dalam jangka pendek akan berlanjut meninggi menuju kisaran level Rp1.215 – Rp1.275/saham, dengan support harga di level Rp1.100/saham.
Sementara itu, saham PT Paninvest Tbk (PNIN) juga diprediksi akan bergerak lanjut menguat ke target Rp935 – Rp995/saham, dengan juga mencermati support di Rp870/saham.
Adapun selain TUGU, saham-saham lain asuransi lain seperti PT Asuransi Multi Graha Tbk (AMAG), PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT), dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) juga bakal terseret sentimen positif tersebut.
Mencermati laporan keuangan Asuransi Tugu Pratama Indonesia, hasil dari menggenggam tiga segmen bisnis, yaitu korporasi, ritel, dan syariah. Termasuk di dalamnya dengan asuransi kendaraan roda empat, dua, dan kecelakaan, serta asuransi perjalanan, dan mudik. TUGU berhasil mencatatkan jumlah premi netto mencapai Rp964,69 miliar, melonjak 29,75% yoy.
Menariknya lagi, di 2023, TUGU berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp1,32 triliun. Angka ini melesat hingga 281% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp347,1 miliar.
Perolehan laba itu tak lepas dari pencapaian premi netto Perusahaan yang juga menyentuh Rp3,07 triliun, menguat 8,25 % dibandingkan tahun lalu di Rp2,84 triliun.
Prospek Industri Asuransi Cerah
Research Analyst Panin Sekuritas Sarkia Adelia Lukman memaparkan, pertumbuhan industri asuransi global masih positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Industri asuransi diperkirakan akan tumbuh dari US$6,4 miliar di 2023, dan diperkirakan dapat mencapai US$8,4 miliar di 2026 dengan tingkat CAGR meningkat mencapai 7,7%.
Pertumbuhan positif industri asuransi didorong oleh tiga poin penting. Pertama, perihal peristiwa bencana alam, dan climate change, kedua perubahan perilaku konsumen, serta yang ketiga, perluasan saluran distribusi dengan memanfaatkan transformasi digital.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang jauh lebih baik dan persisten juga jadi faktor penentu. Solidnya pertumbuhan ekonomi RI mendorong ruang ekspansi pada beberapa segmentasi bisnis, salah satunya adalah jasa keuangan dan asuransi. Dengan kontribusinya terhadap PDB Indonesia ada di kisaran 5%.
“Kami melihat masih ada ruang pertumbuhan di 2024 yang didorong oleh, 1) tensi geopolitik yang masih berlanjut, ini akan mendorong daya beli dari pemegang polis untuk memitigasi risiko kedepannya, 2) climate change, serta 3) akselerasi digital di Industri asuransi,” mengutip riset yang diterbitkan.
Dalam risetnya yang bertajuk TUGU: Financial Safety Nets, Sarkia menyoroti Asuransi Tugu Pratama Indonesia yang memiliki reputasi dan kinerja yang amat baik, dengan menjadi satu-satunya Perusahaan asuransi di Indonesia yang berhasil memiliki Global Financial Strength Rating A- (Excellent) Dari A.M. Best selama 7 tahun berturut-turut.
TUGU juga mempunyai keunggulan dari berbagai sisi, pertumbuhan premi di atas peers, market leader pada segmen Oil and Gas serta Aviasi, memiliki aset yang besar dan support yang kuat dari Perusahaan Induk, ekspansi digital, memiliki neraca yang sehat, serta memiliki modal yang kuat dengan RBC jauh di atas batas minimum OJK.
Namun demikian, OJK masih menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) untuk melaksanakan Program Asuransi Wajib, termasuk asuransi kendaraan bermotor yang ditargetkan pada Januari 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, PP tersebut nantinya akan menjadi payung hukum OJK untuk menyusun aturan pelaksanaan, seperti ruang lingkup dan waktu efektif penyelenggaraan program.
Ogi melanjutkan, program tersebut ditujukan sebagai pemberian perlindungan finansial yang lebih baik kepada masyarakat dan mengurangi beban dalam kecelakaan.
"Dengan meningkatnya perlindungan terhadap risiko, masyarakat akan lebih terlindungi dan merasa lebih aman, serta juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan."
(fad/aji)