Pemeringkatan ini, yang diterbitkan oleh konsultan imigrasi yang berbasis di London, Henley & Partners, menggunakan data dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional untuk menentukan peringkat 199 paspor yang memiliki akses ke 227 tujuan perjalanan.
"Kemampuan untuk melakukan perjalanan bebas visa ke beragam tujuan bukan lagi sekadar kenyamanan," kata Chief Executive Officer Henley, Juerg Steffen. "Ini adalah alat ekonomi yang kuat yang dapat mendorong pertumbuhan, mendorong kerja sama internasional, dan menarik investasi asing."
Amerika Serikat (AS) turun satu peringkat ke posisi delapan, memperpanjang penurunannya dalam satu dekade terakhir. Negara yang dulunya merupakan penguasa paspor ini pernah menduduki peringkat pertama bersama dengan Inggris satu dekade yang lalu. Inggris sekarang berada di peringkat keempat.
Dokumen perjalanan Afghanistan, yang memungkinkan masuknya bebas visa ke 26 destinasi, masih menjadi yang terlemah di dunia.
(bbn)