Di balik itu semua, dalam 10 tahun, atau satu dekade berlabuh, aset Hutama Karya memang termasuk yang amat jumbo dibandingkan dengan BUMN Karya lain, namun utang yang dibebankan juga bertambah signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan Perusahaan, utang Hutama Karya terus menanjak tinggi, kenaikan angka utang ini seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur yang ambisius semasa Pemerintahan periode 2014-2024.
Pada 2014 jumlah aset Hutama Karya di angka Rp5,99 triliun, dan meningkat menjadi Rp12,33 triliun pada 2015. Meningkatnya jumlah aset tersebut dipicu oleh Kas dan Setara Kas yang mendadak jumbo hingga menyentuh Rp4,3 triliun, setahun sebelumnya, pencatatan Kas Hutama Karya sejumlah Rp630,31 miliar.
Pada 2014 sendiri, Hutama Karya mengantongi utang ‘hanya’ sebanyak Rp5,01 triliun. Berselang setahun, utang Perusahaan melonjak tinggi menjadi Rp7,08 triliun. Jika diperhitungkan, kedua angka tersebut mencatat kenaikan 41,1% dalam setahun, dengan kata lain nyaris bertambah setengahnya.
Hutama Karya juga mencatatkan kenaikan utang pada medio 2014, 2015 hingga sampai dengan saat ini.
Di 2023, pada laporan keuangan terbaru Hutama Karya, jumlah aset tercatat mencapai Rp169,73 triliun, dibandingkan dengan 2014 kala PSN mulai gencar, aset Hutama Karya menanjak hingga 2.732% point-to-point.
Memang aset tersebut tergolong jumbo dan dengan kenaikan yang amat signifikan. Akan tetapi, aset itu diikuti dengan utang yang ikut jumbo.
Pada 2023, utang yang ditanggung Hutama Karya yang dipupuk sejak 2014 menyentuh angka Rp53,11 triliun. Angka ini melonjak signifikan mencapai 958,46% ptp.
Sejalan dengan itu, rasio beban utang dengan proporsi dibandingkan dengan total asetnya mencapai 83%.
BUMN Karya yang terlilit utang semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Banyak proyek yang ditunda pengerjaannya. Pada beberapa kasus pembayaran pekerjaan juga mundur oleh sejumlah mitra. Hal ini membuat kas tertekan. Banyak proyek yang sudah dibayar di muka akan tetapi proses pengerjaan mandek.
Puncaknya, utang Hutama Karya pernah menyentuh angka tertinggi sepanjang masa mencapai Rp82,11 triliun pada pencatatan tahun buku 2020. Berjarak dari masa tersebut ke 2023, utang tersebut berangsur-angsur melandai ke angka Rp53,11 triliun.
Sebagaimana titik balik tersebut, terdapat aksi korporasi yang juga terjadi, yaitu Asset Recycling yang dilakukan terhadap kerjasama investasi dua ruas Jalan Tol Trans Sumatera yakni jalan tol Medan – Binjai (16,8 km), dan Bakauheni – Terbanggi Besar (140,9 km) bersama dengan Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp20,5 triliun pada Juni 2023 yang lalu.
Utang yang menjulang juga mempengaruhi sisi profitabilitas dari Hutama Karya. Memang, dalam sembilan tahun laba bersih Hutama Karya terlihat menjulang tinggi. Pada 2014, laba HK tercatat Rp143,68 miliar, sementara pada 2023 menyentuh angka Rp1,83 triliun.
Namun, dengan ekuitas yang juga besar, akibat penyertaan modal negara (PMN) berkali-kali, rasio profitnya turun signifikan. Pada 2014, return on equity (ROE) dari HK menembus 14,5%, sementara pada 2023 hanya tersisa 1,5%. Apalagi pada 2020 sampai 2022, HK konsisten mencetak rugi bersih, yakni Rp2 triliun pada 2020, Rp2,41 triliun pada 2021, dan Rp444 miliar pada 2022.
'Beban Tugas' Hutama Karya Bertambah
Di tahun yang sama, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penyelesaian dua proyek tol Waskita Karya (WSKT) akan dialihkan pengerjaannya ke Hutama Karya. Keduanya adalah, Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).
Selain itu, Kementerian BUMN juga tengah menjalankan opsi menjadikan WSKT sebagai anak usaha Hutama Karya. Ini merupakan bagian dari merger BUMN Karya.
Setelah restrukturisasi WSKT rampung, saham Pemerintah RI di WSKT akan diinbrengkan ke Hutama Karya. Meski demikian, proses penggabungan kedua BUMN Karya tersebut hingga saat ini masih terus berjalan. Meliputi perhitungan nilai keekonomian aset hingga kondisi keuangan Perusahaan.
Pasalnya, Hutama Karya mengemban tugas yang berat karena ada proyek Trans Sumatera. Belum lagi, memikul tambahan dua proyek tol, yakni Bocimi dan Kapal Betung. Kedua proyek ini sebelumnya dikerjakan oleh WSKT.
(fad/dba)