Bloomberg Technoz, Jakarta - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk angkat bicara mengenai putranya yang menjadi transgender.
Dalam sebuah wawancara, Elon mengaku tidak tahu menahu mengenai sterilisasi. Ia mengklaim telah ditipu.
Bahkan orang paling kaya di dunia ini mengaku di masa pandemi COVID-19 telah menandatangani dokumen persetujuan untuk mengubah salah satu anaknya menjadi transgender.
"Saya pada dasarnya ditipu untuk menandatangani dokumen atas nama salah satu putra saya yang lebih tua," kata Musk, dikutip dari NDTV, Selasa, 23 Juli 2024.
"Ini terjadi sebelum saya benar-benar memahami apa yang sedang terjadi, dan saat itu sedang terjadi Covid, jadi ada banyak kebingungan dan saya diberi tahu [anak saya] mungkin akan bunuh diri," tambahnya.
Lebih lanjut ia pun menuduh dan mengancam bagi orang-orang yang terlibat dalam dunia praktik transgender.
"Saya kehilangan putra saya, pada dasarnya. Mereka menyebutnya 'deadnaming' karena suatu alasan. Alasan mereka menyebutnya 'deadnaming' adalah karena putra Anda telah meninggal," katanya.
Dari pengalamannya tersebut, Musk berjanji akan memerangi apa yang ia gambarkan sebagai "woke mind virus".
"Saya bersumpah untuk menghancurkan woke mind virus setelah itu. Dan kami membuat beberapa kemajuan," jelasnya.
Sebagai informasi, Vivian Jenna Wilson, yang berusia 20 tahun, secara hukum mengubah nama dan jenis kelaminnya menjadi perempuan pada usia 18 tahun. Perubahan hukum ini terjadi pada tanggal 22 Juni 2022 di pengadilan di California.
Sebelum berganti nama, nama asli putra Elon itu ialah Xavier Alexander Musk.
"Saya tidak lagi tinggal bersama atau ingin berhubungan dengan ayah kandung saya dalam bentuk apa pun," kata Wilson saat itu.
Ibu Wilson, Justine Wilson, seorang penulis Kanada, menceraikan Musk pada tahun 2008.
(dec/spt)