Logo Bloomberg Technoz

Putra melansir data dari lembaga Argus yang melaporkan bahwa Uni Eropa mengizinkan biofuel penerbangan bersertifikat yang memenuhi kriteria emisi keberlanjutan dan siklus hidup.

Selain itu, regulasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) Uni Eropa mengecualikan biofuel yang diproduksi dari tanaman pangan dan pakan, tanaman peralihan, sulingan asam lemak sawit atau palm fatty acid distillate (PFAD), kelapa sawit, bahan turunan kedelai, stok sabun dan turunannya.

Bila Indonesia akan berfokus pada pasar ekspor, Putra melanjutkan, maka standar lingkungan harus sangat tinggi.

“Tidak ada maskapai yang akan membeli bioavtur dengan kredibilitas yang tidak kuat karena akan memengaruhi reputasi dan kepatuhan regulasi mereka. Indonesia harus paham apa ekspektasi dari airlines saat komitmen membeli bioavtur. Bioavtur berbahan dasar limbah seperti minyak jelantah justru memiliki kredibilitas yang lebih baik karena dianggap lebih ramah lingkungan,” ujarnya. 

Isu Pasokan

Kedua, ketersediaan pasokan. Putra melansir situs Our World in Data yang melaporkan bahwa produksi minyak kelapa di dunia lebih kecil dibandingkan minyak kelapa sawit pada 2021.

Adapun, data tersebut menunjukkan produksi minyak kelapa sawit sebesar 80,58 juta ton dan minyak kelapa 2,7 juta ton pada 2021.  

“Dengan kata lain, kompetisi dengan kebutuhan pangan akan lebih berat untuk bioavtur berbasis kelapa,” ujarnya.

Sekadar catatan, Presiden Jokowi melaporkan Indonesia memiliki luas lahan kelapa mencapai 3,8 juta hektare dengan produksi mencapai 2,8 juta ton/tahun.

Dengan demikian, Indonesia juga disebut sebagai negara nomor dua dengan produksi kelapa kedua terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki nilai ekspor kelapa yang sangat besar, yakni US$1,5 miliar.

“Saya banyak melihat limbah kelapa sekarang jadi bioenergi, ini penting saya kira ke depan ini terus bisa dikembangkan. Kemudian kelapa bisa jadi bioavtur, ini juga jadi pekerjaan besar kita agar penggunaan bisa makin meningkat dan diminati negara lain,” ujar Jokowi dalam agenda Pembukaan Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional ke-51 yang disiarkan secara virtual, Senin (22/7/2024).

(dov/wdh)

No more pages