Pekan ini, AS akan melaporkan data inflasi penting yang menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan kebijakan bunga acuan yaitu inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE), didahului data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang disetahunkan.
Sedangkan pada hari ini, para pelaku pasar masih menanti data penjualan rumah di AS serta indikator manufaktur Richmond Fed. Dari Asia, investor hari ini akan mencermati data inflasi Juni Singapura dan rilis data defisit fiskal India.
Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar menanti rilis Survei Perbankan yang akan dilansir oleh Bank Indonesia hari ini.
Kesemua data itu akan mempengaruhi sentimen pasar yang menyetir pergerakan pasar mata uang dan pasar finansial secara umum.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah masih akan berpotensi melemah dengan koreksi terdekat menuju level Rp16.240/US$ yang merupakan support usai break MA-50. Sedangkan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.270/US$.
Apabila kembali menembus level tersebut, berpotensi makin melemah menuju level Rp16.300/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah berhasil menguat hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp16.200/US$ dan selanjutnya Rp16.180/US$. Dalam tren jangka menengah (Mid-term) rupiah masih memiliki potensi penguatan meski kian terbatas untuk kembali ke level Rp16.110/US$.
(rui)