Logo Bloomberg Technoz

Taktik CATL dalam meningkatkan produk dan fasilitas manufaktur mereka adalah kuncinya. Mereka melisensikan kekayaan intelektual dan mengambil saham minoritas. Jika memungkinkan, CATL membangun pabrik-pabrik besar dan berinvestasi di tambang mineral untuk menjaga pasokan bahan baku tetap aman. Perusahaan juga telah masuk lebih dalam ke rantai nilai EV global dan menyuplai ke perusahaan EV kecil juga.

Hal itu menyebabkan berkembangnya tentakel mitra bisnis CATL, dan menjadikan raksasa baterai China itu kian dibutuhkan dunia sebagai penggerak elektrifikasi global. Tahun lalu, pendapatan luar negeri CATL melesat 176% dan menyumbang hampir seperempat dari total penjualan perusahaan. 

Produsen Baterai Litium-ion (Sumber: Bloomberg)


Di Jepang, CATL bekerja sama dengan anak perusahaan mobil kompak Toyota Motor Co. -Daihatsu Motor Co.- untuk memasok baterai EV. Di Indonesia, mereka telah menginvestasikan hampir US$ 6 miliar ke perusahaan tambang nikel, bahan baku utama baterai EV. Itu langkah cerdik lainnya karena produsen mobil listrik seperti Tesla dan Ford juga berbondong-bondong ke sana. 

Di Thailand, di mana adopsi EV tertinggal, CATL melisensikan teknologi eksklusif kepada Arun Plus Co., anak perusahaan PTT Pcl. Perusahaan migas milik negara itu telah mendorong adopsi kendaraan listrik, dengan menggandeng Hon Hai Precision Industry Co. -yang juga dikenal sebagai Foxconn- dan berkomitmen investasi US$ 1 miliar untuk pabrik baru. Di Bolivia, CATL membantu membangun cadangan lithium yang belum dimanfaatkan.

Proyek internasional paling ambisius CATL ada di Eropa, di mana pengetatan peraturan soal bahan bakar telah mempercepat adopsi EV, dan prospek produk penyimpanan energi tetap cerah. CATL memiliki pabrik di Hungaria dan Jerman, serta sedang mempertimbangkan membangun pabrik yang ketiga di wilayah tersebut. Ratusan orang dipekerjakan untuk bekerja di pabrik-pabrik ini, membuat alasan ekonomi yang lebih kuat untuk kehadiran CATL di negara-negara tersebut.

Meskipun bukan prioritas, AS juga tidak sepenuhnya diabaikan. Pada 2020, CATL membeli sebuah fasilitas di Glasgow, Kentucky dan menginvestasikan hampir US$ 100 juta atau jauh sebelum peluncuran Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS yang memacu ledakan pabrik pembuat baterai, dengan rencana untuk mempekerjakan sekitar 350 pegawai.

Hampir sepertiga dari modal ini memenuhi syarat di bawah program Investasi Bisnis Kentucky. Dua tahun sebelumnya, perusahaan telah membuka pos penjualan di Detroit, yang pertama di Amerika Utara.

Sangat sederhana untuk mengaitkan kebangkitan CATL dengan uluran tangan Beijing. Seperti yang terlihat dari upaya pabrikan lain, membuat baterai yang bagus dalam skala besar bukanlah hal yang mudah. Tidak diragukan lagi, hibah dan subsidi dari Pemerintah China yang berfokus pada baterai sangat membantu CATL. Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan lain juga telah diuntungkan dari subsidi negara. 

Setiap pabrik CATL sekarang dijalankan dengan ongkos yang efisien. Mereka juga menguasai pasokan bahan baku dan suku cadang, sembari agresif menjalankan kegiatan penelitian dan pengembangan. Kapasitas produksi baterai CATL diperkirakan meningkat menjadi 800 gigawatt jam pada akhir 2024, melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi 2022. 

Perusahaan menghabiskan lebih dari 48 miliar yuan (US$ 6,97 miliar) untuk melakukannya dan dengan cerdik telah merestrukturisasi kontrak harga komoditas, sehingga membantu mengatrol margin. Dengan lebih dari 5.500 paten domestik dan 1.065 paten internasional, CATL sangat melindungi kekayaan intelektualnya, mengobarkan perjuangan hukum untuk mempertahankan cengkeraman di pasar baterai global.

Ekspansi ini tidak datang tanpa rasa sakit. Margin kotor CATL berkurang setengahnya dalam enam tahun terakhir; dari 43,7% pada 2017 menjadi 20% pada Desember 2022. Namun, itu akan selalu menjadi keseimbangan untuk menyerang – margin versus pangsa pasar. Investor telah lama khawatir tentang erosi dan apakah hal itu pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan, sehingga CATL baru-baru ini menyesuaikan harga baterai. Strategi itu membantu menekan biaya secara lebih luas.

Masalah lainnya adalah “uluran tangan” yang membantunya. Dengan posisi dominan ini, CATL berjalan dengan Pemerintah China yang antipati terhadap perusahaan swasta yang terlalu besar. Bagaimanapun, memiliki raksasa teknologi yang besar dan sah dengan produk yang penting secara global adalah apa yang selalu diinginkan China — pengungkit kunci dalam hubungannya dengan AS.

Pada fase ini dan dengan tentakel bisnisnya yang kian tertanam kuat di seluruh dunia, sulit untuk melihat posisi CATL di ekosistem EV global tergantikan — atau direplikasi dalam waktu dekat.

(bbn)

No more pages