Jake Lloyd-Smith dan Alex Longley-Bloomberg News
Bloomberg, Harga minyak stabil setelah penurunan terbesar sejak Juni karena para investor mempertimbangkan dampak dari keputusan Presiden AS Joe Biden untuk tidak mencalonkan diri lagi, sementara kebakaran hutan mengancam beberapa produksi di Kanada.
Harga minyak dengan acuan Brent berada di bawah US$83/barel setelah penurunan pada hari Jumat , yang sebagian didorong oleh para trader teknikal. Minyak WTI untuk pengiriman bulan September stabil di US$78,61/barel. Sementara kontrak minyak bulan Agustus yang berakhir Senin waktu AS berada di US$80,4.
Joe Biden membatalkan tawarannya untuk masa jabatan kedua karena kekhawatiran bahwa ia tidak dapat mengalahkan Donald Trump, dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris.

Di Kanada, ledakan panas di ladang minyak Alberta telah memicu gelombang kebakaran hutan. Diperkirakan 348.000 barel per hari produksi terancam, menurut data kebakaran hutan setempat dan Regulator Energi Alberta.
Minyak telah mendorong lebih tinggi tahun ini pasca OPEC+ membatasi produksi. Keputusan tersebut menyebabkan penurunan stok global selama musim panas di Belahan Bumi Utara.
Ketegangan geopolitik juga berkontribusi, dengan perang Israel-Hamas dan bentrokan dengan kelompok-kelompok yang didukung Iran termasuk Houthi di Yaman. Aksi ini memicu kekhawatiran akan ketidakstabilan regional yang dapat mengancam pasokan.
Israel menyerang target-target di sekitar pelabuhan Laut Merah Hodeidah yang dikuasai Houthi pada akhir pekan lalu, sebagai pembalasan atas serangan pesawat drone di Tel Aviv. Serangan udara tersebut ditujukan pada fasilitas-fasilitas termasuk tempat penyimpanan bahan bakar, dengan saluran televisi yang dikelola Houthi menunjukkan api dan asap berkobar di instalasi-instalasi yang dikatakannya telah diserang.
(bbn)