"Calon wakil gubernurnya masih kosong. Terserah kepada beliau [Anies]," kata dia.
Menurut dia, Partai Nasdem kembali menjatuhkan pilihan karena menilai Anies memiliki sejumlah kriteria yang dibutuhkan DKI Jakarta. Dia menilai, banyak warga ibu kota yang juga menyuarakan aspirasi ingin kembali dipimpin Anies.
"Melihat tren elektabilitas beliau sepak terjang dan integritas beliau tentu ini menjadi apa yang diidam-idamkan, apa yang menjadi aspirasi dari warga Jakarta untuk melanjutkan," kata Willy.
Partai Nasdem menjadi partai ketiga yang telah menyatakan sikap politik pada Pilkada DKI Jakarta. Partai politik lainnya cenderung hanya menebar jala dengan mengungkap dukungan pada sejumlah nama.
Partai Nasdem sendiri mengeluarkan keputusan lebih cepat usai Koalisi Indonesia Maju (KIM) memberikan isyarat batal mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Pilkada DKI Jakarta. Partai Golkar nampaknya berkukuh mempertahankan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jawa Barat.
Hingga saat ini, seluruh anggota KIM belum menentukan sikap yang pasti. Partai Golkar kemudian memunculkan sejumlah nama alternatif termasuk Jusuf Hamka dan Ahmed Zaki. PAN cenderung sibuk mengusung kadernya sebagai cawagub. PSI pun memberikan sinyal enggan mengusung ketua umumnya Kaesang Pangarep di Jakarta.
Sedangkan Partai Gerindra, dan Partai Demokrat masih berharap Ridwan Kamil bisa melawan Anies di Pilkada DKI Jakarta.
Di sisi lain, PDIP juga masih belum memiliki sikap yang pasti. Mereka sempat dikabarkan akan berkoalisi dengan PKB untuk mengusung Anies, dalam rangka jalin koalisi di Jakarta dan Jawa Timur.
Belakangan, partai berlambang kepala banteng ini memberikan isyarat potensi kembali mengusung rival Anies, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sambil mengukur elektabilitas kader lainnya seperti Pramono Anung dan Andika Perkasa.
(mfd/frg)