Trump Janji Hapus Mandatori EV di AS, Harga Nikel Bisa Makin Keok
Dovana Hasiana
22 July 2024 15:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) memproyeksikan harga nikel berisiko makin anjlok dengan adanya janji Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencabut mandatori kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) pada hari pertama kembali memimpin pemerintahan, jika dirinya memenangkan Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan kebijakan untuk lebih mendukung industri otomotif konvensional itu bakal berdampak kepada harga nikel, meski tidak menjelaskan seberapa dalam penurunan tersebut.
“Ini pasti akan berdampak ke harga nikel lagi. Pasti akan berdampak. Kita tidak bisa prediksi ya, karena ini kan konsumsi dunia. Namun, pasti akan menurun, namanya komoditas kan naik-turun ya,” ujar Meidy saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (22/7/2024).
Sekadar catatan, harga nikel di London Metal Exchange (LME) berada pada kisaran US$16.256/ton pada penutupan perdagangan Jumat (19/7/2024), drop 1,02% dari hari sebelumnya.
Sementara, BMI –lengan riset dari Fitch Solutions Company – memproyeksikan harga nikel berada pada level US$18.000/ton. Hal tersebut terjadi karena adanya proyeksi peningkatan pasokan yang signifikan pada 2024, seperti yang terjadi pada 2023, didorong oleh peningkatan produksi di Indonesia dan China daratan yang menjadi pendorong utama penurunan harga.