“Mereka tengah berhenti dan sekarang semua orang mencari mangan karena kekurangan. Jadi sangat sulit untuk mengetahuinya dalam jangka pendek karena semuanya bergerak dengan satu atau lain cara,” ujarnya.
Pemain Kunci
Namun, secara umum, tren baterai EV dan nikel bakal terus berkembang. Dalam kaitan itu, Faour menilai Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam industri tersebut dalam masa mendatang.
Menurut Faour, kelebihan kapasitas memang berpotensi terjadi pada periode waktu tertentu, tetapi tidak terjadi untuk jangka panjang.
“Pasokan tumbuh selangkah demi selangkah dengan kapasitas baru yang masuk. Jadi, mungkin akan ada periode kelebihan kapasitas. Itu selalu terjadi, tetapi itu bukan pandangan kami untuk jangka panjang,” ujarnya.
Gelombang proyek pabrik baterai yang sedang dibangun di seluruh dunia diproyeksi menghasilkan sel baterai jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan perekonomian global, BloombergNEF memperingatkan dalam sebuah laporan baru.
Permintaan sel litium-ion berkembang pesat, seiring dengan produsen mobil yang melakukan elektrifikasi pada armadanya dan perusahaan utilitas memasang baterai berukuran besar untuk menstabilkan jaringan listrik.
Namun, para produsen telah mengumumkan begitu banyak pabrik baru sehingga kapasitasnya akan melebihi permintaan selama sisa dekade ini, menurut BNEF.
Pada akhir 2025, industri baterai global akan mampu memproduksi sel baterai lima kali lebih banyak dari yang dibutuhkan dunia pada tahun tersebut, demikian perkiraan BNEF dalam Electric Vehicle Outlook terbarunya.
“Ini adalah kabar baik bagi produsen mobil dan pembeli kendaraan listrik, tetapi juga menandai masa depan yang penuh tantangan bagi pendatang baru di industri baterai,” kata laporan itu.
(dov/wdh)