Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu, Departemen Kehakiman melakukan penyelidikan pidana terkait kebocoran dokumen rahasia Pentagon yang mengungkit keterlibatan mata-mata AS di negara lain, termasuk penilaian soal kelemahan militer Ukraina. 

"Kami terus berkomunikasi dengan Departemen Pertahanan terkait isu ini dan mulai melakukan penyelidikan," bunyi pernyataan tertulis dari Departemen Kehakiman AS. "Kami menolak memberi pernyataan lebih jauh."

Dokumen rahasia ini muncul di berbagai media sosial dalam beberapa minggu terakhir dan Pentagon kemudian bekerja sama dengan badan lain guna mengkaji dampak kebocoran itu. 

Materi dalam dokumen itu mengungkap berbagai topik mulai dari penilaian AS terkait perang di Ukraina hingga data intelijen sejumlah diplomat negara sekutu. 

Departemen Kehakiman "masih terus mengkaji dan menilai keaslian foto-foto dokumen yang beredar di berbagai media sosial dan tampak seperti materi sangat sensitif dan rahasia," ujar Sabrina Singh, jubir Pentaton, dalam pernyataan tertulis. 

"Langkah yang melibatkan berbagai badan telah diambil guna menilai dampak foto-foto dukumen ini pada keamanan nasioal AS dan juga sekutu dan mitranya," bunyi pernyataan itu. "Pada akhir minggu para pejabat AS melakukan kontak dengan sekutu dan mitra dan memberi tahu komite kongres terkait mengenai kebocoran ini."

Gedung Putih / White House (Ist)

Isi dokumen

Menurut New York Times dan media lain, dokumen awal yang bocor memusatkan perhatian pada penilaian AS terkait perang Ukraina yang dibuat pada Februari dan Maret. Dokumen itu meliputi perkiraan jumlah korban di kedua kubu dan peralatan serta amunisi yang dibutuhkan Ukraina di masa depan. 

Akan tetapi, laporan itu menyebut bahwa setidaknya satu dokumen telah diubah untuk mengurangi jumlah korban di kubu Rusia dan menambah jumlah korban di kubu Ukraina. Hal ini menimbulkan pertanyaan terkait keaslian dokumen tersebut. 

Bocoran dokumen terbaru meliputi kegiatan AS mendapatkan info rahasia dari jajaran diplomatik negara sekutu seperti Korea Selatan, Israel dan Ukraina. 

Dokumen ini juga berisi kemampuan AS mendapatkan informasi inteligen dari pemerintah Rusia. Pengungkapan ini bisa berdampak suram pada mata-mata Amerika Serikat di masa depan. 

Dokumen terbit di media sosial

Bocoran informasi ini muncul di berbagai sosial media seperti Twitter dan YouTube. 

Bellingcat, media investigatif independent, mengatakan dokumen ini awalnya diunggah di satu situs internet kecil seperti kanal Minecraft di Discord, yang merupakan aplikasi bertukar pesan populer di kalangan penggemar game komputer. 

Perhatian pada dokumen ini semakin besar setelah ditemukan dan diunggah di platform kubu ekstrim kanan 4Chan dan kelompok pro-Rusia di Telegram. 

Militer Ukraina mengoperasikan tank Leopard 2A4 selama latihan yang dilakukan militer Spanyol di Spanyol, Senin (13/3/2023). (Paul Hanna/Bloomberg)

Sumber Dokumen

New York Times mengatakan bahwa sebagian besar dokumen itu berupa foto laporan rahasia Pentagon yang kemungkinan dilipat-lipat sebelum diambil fotonya. Ini mengindikasihan bahwa seseorang membawa dokumen itu di saku dari lokasi asli dokumen. 

Jika dokumen ini asli, pertanyaan berikutnya adalah: siapa yang membocorkan? Tidak ada satupun yang bisa menjawabnya. Metode penyebarannya mengindikasikan hal itu diduga dilakukan oleh warga Amerika. 

Apakah sudah dihapus di media sosial?

Dokumen itu sudah tersebar luas di internet sehingga kecil keungkinan dokumen tersebut sudah diturunkan atau disembunyikan. 

Setidaknya satu platform media sosial besar, Twitter, tidak berniat untuk menghapus dokumen tersebut setelah Elon Musk, pemilik twitter, sebelumnya mengunggah cuitan yang mengejek ide menghapus dokumen itu dari internet. Meski demikian, Gedung Putih mengatakan terus berupaya agar materi itu bisa diturunkan.

Reaksi negara lain

Ukraina menyatakan informasi yang tertuang dalam dokumen itu sebagai disinformasi Rusia dan New York Times, menurut penasehat Presiden Volodymyr Zelensky yang mengatakan dokumen itu fiksi. "Rusia mencoba mempengaruhi warga Ukraina dengan menanamkan ketakutan, panik, rasa tidak percaya dan keraguan," tulis artikel New York Times tersebut. 

Sementara itu, media pemerintah Rusia Sputnik mengklaim bocoran itu memperlihatkan perpecahan di AS terkait kebijakan Presiden Joe Bidden di Ukraina. Dan seorang jubir  pemerintah Rusia dikutip CNN mengatakan bahwa dokumen tersebut mempelrihatkan keterlibatan AS dalam perang di Ukraina. 

Para sekutu AS sejauh ini mengemukakan keprihatinan terkait bocoran dokumen itu namun menegaskan keyakinan mereka pemrintah AS akan menyelidiknya.

(bbn)

No more pages