Logo Bloomberg Technoz

Adapun Joe Biden mengumumkan mundur dari kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat. Saat ini, Biden masih akan tetap menjalankan tugasnya sebagai Presiden, tetapi memutuskan untuk mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju bertarung dengan Donald Trump pada November mendatang.

Pada perdagangan pekan kemarin hingga Jumat 19 Juli, IHSG melemah 33,08 96,85 poin, atau 0,45% dan menutup sepekan perdagangan di level 7.294.

Analisis Teknikal IHSG Senin 22 Juli 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

Secara teknikal IHSG berpotensi koreksi terlebih dahulu menuju support MA-100 pada area level 7.250. Jika tetap kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound dengan target penguatan terdekat pada level 7.340, sebagai resistance potensial. Untuk resistance selanjutnya ada trendline garis putih pada level 7.370 yang jadi target.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Index Bloomberg kekuatan mata uang AS melemah 0,2% pada hari Senin usai Presiden AS saat ini, Biden, menyerah pada tekanan dari Demokrat dan menarik diri dari pemilihan November.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, sementara aset pasar negara berkembang (Emerging Market) mengalami kesulitan di tengah kekhawatiran akan tarif perdagangan yang lebih tinggi, meningkatnya ketegangan AS-China, dan kebijakan fiskal AS yang lebih longgar.

Dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek di bulan lalu, Trump menegaskan bahwa dolar AS yang kuat akan mengurangi daya saing Negeri Adikuasa di pasar global. Pernyataan senada kemudian juga dilontarkan oleh JD Vance, Calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Trump dalam Pilpres 2024 kali ini.

Keputusan mengejutkan ini diumumkan Biden setelah desakan mundur yang disuarakan internal Partai Demokrat semakin kencang karena partai tersebut khawatir Biden tidak mampu mengalahkan rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump.

“Dalam jangka pendek, potensi pemotongan suku bunga The Fed akan mendominasi pasar, yang berpotensi melemahkan dolar dan menyebabkan komoditas dan mata uang negara berkembang menguat. Ini, dikombinasikan dengan bias risiko yang lebih luas terkait dengan ‘The Trump Trade’, menyiapkan pasar untuk tahun 2025 yang spektakuler, dan kami percaya pasar negara berkembang bisa menjadi penerima manfaat utama dari hal itu,” kata Jennifer Gorgoll, Manajer Portofolio di Neuberger Berman LLC.

Mengutip CME FedWatch Tools pagi ini, peluang pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00–5,25% mencapai 91,7%.

Gubernur Jerome Powell dan kolega pun kemungkinan masih akan menurunkan suku bunga acuan 25 bps lagi pada November, probabilitasnya adalah 52,8%.

Tidak selesai sampai di situ, suku bunga acuan AS masih bisa turun lagi 25 bps pada Desember dengan kemungkinan 47,7%. Artinya, bukan tidak mungkin suku bunga bakal dipangkas 3 kali atau 75 bps ke 4,50–4,75% sampai tutup tahun.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Ketidakpastian di sejumlah negara maju menjadi tantangan tersendiri bagi investor meskipun siklus penurunan suku bunga global sudah mulai bergulir.

“Para pejabat Tiongkok hari ini mengakui bahwa daftar panjang sasaran kebijakan ekonomi mengandung banyak kontradiksi, indikasi bahwa implementasi kebijakan tidak akan berjalan mulus di masa-masa yang akan datang,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Dari regional, Bank Sentral China (People Bank of China/PBOC) memangkas suku bunga jangka pendek untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun sebagai upaya untuk meningkatkan dukungan pertumbuhan sambil bergeser ke arah kebijakan baru. 

Pelonggaran kebijakan moneter China

PBOC menurunkan suku bunga reverse repo tujuh hari sebesar 10 basis poin menjadi 1,7%, seperti yang disampaikan Senin (22/7/2024). Kebijakan ini bertujuan untuk mengoptimalkan mekanisme operasi pasar terbuka dan meningkatkan dukungan finansial untuk perekonomian, seperti disebut dalam pernyataan tersebut.

Pemangkasan bunga ini dilakukan setelah data resmi yang dirilis minggu lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat pada periode April-Juni ke laju terburuk dalam lima kuartal.

"PBOC tidak menunggu sampai The Fed untuk memotong suku bunga terlebih dahulu. Hal ini mencerminkan bahwa mereka mungkin menyadari tekanan ke bawah pada Ekonomi RRC, sehingga mereka perlu mengambil tindakan untuk mengatasi tantangan di dalam negeri," ujar Zhang Zhiwei, Kepala Ekonom di Pinpoint Asset Management.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, selama IHSG belum mampu break 7.354 sebagai resistance terdekatnya, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (3).

“Sehingga penguatan IHSG ini akan relatif pendek dan IHSG akan rawan terkoreksi kembali,” papar Herditya dalam risetnya pada Senin (22/7/2024).

Herditya juga memberikan catatan, Adapun area koreksi IHSG diperkirakan akan menguji ke rentang 7.026-7.199.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ROTI, SMDR, UNVR, dan WINS.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, mencermati arahan indeks-indeks global. IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran 7.250-7.330 di Senin (22/7). Sementara untuk sepekan kedepan, IHSG diyakini masih bergerak dalam Bullish trend dengan potensi uji resistance baru di 7.350-7.380.

“IHSG diperkirakan kembali fluktuatif di kisaran 7.250-7.330 di Senin (22/7),” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi ADMR, AKRA, AVIA, BRIS, INDF, SIDO, dan INCO.

(fad)

No more pages