“Reaksi yang langsung terjadi (dari pengunduran diri Biden di pilpres AS) adalah sentimen negatif bagi dolar AS. Namun rasanya terlalu cepat untuk menyimpulkan itu. Situasi akan tergantung dari kesan pertama terhadap Harris, siapa calon wakil presiden pilihannya, dan bagaimana dinamika polling,” terang Olga Yangol, Head of Emerging Markets Research and Strategy di Credit Agricole, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Namun pagi ini pelemahan dolar AS sudah terlihat. Pada pukul 07:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang dunia) melemah 0,12% ke 104,249.
Nasib Rupiah Hari Ini
Akhir pekan lalu, rupiah ditutup di posisi Rp 16.191/US$. Melemah 0,22% dibandingkan hari sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, mata uang Ibu Pertiwi terdepresiasi 0,33%.
Bagaimana proyeksi gerak rupiah hari ini? Berapa target yang patut jadi pertimbangan pelaku pasar?
Sayangnya, rupiah mungkin belum bisa bangkit. Hawa pelemahan rupiah sudah terlihat bahkan sebelum pasar spot dibuka. Sebab, mata uang Tanah Air sudah menunjukkan pelemahan di pasar forward.
Pada pukul 08:03 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 16.202,9 di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) untuk tenor 1 pekan.
Sementara secara teknikal, rupiah juga belum menunjukkan tanda-tanda akan menguat. Target koreksi terdekat berada di area Rp 16.210-16.240/US$, dengan support terkuat di Rp 16.250/US$.
Sementara trendline terdekat untuk perspektif harian (daily time frame), yang menjadi resisten psikologis potensial adalah Rp 16.150/US$. Kemudian, target penguatan lanjutan adalah kisaran Rp 16.100/US$.
Adapun dalam sepekan perdagangan, selama nantinya nilai rupiah bertengger di atas Rp16.180/US$, maka masih ada risiko untuk melemah lebih lanjut. Namun sebaliknya apabila terjadi penguatan hingga Rp 16.140/US$ dalam tren jangka menengah (mid-term), maka rupiah berpotensi terus menguat hingga menuju Rp 16.070-16.040/US$.
(aji)