Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data NFP juga menunjukkan pertumbuhan rata-rata upah per jam (Average Hourly Earnings) melambat menjadi 4,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya 4,6% yoy, namun masih terlalu tinggi untuk menekan inflasi mendekati target 2%, tanpa kenaikan suku bunga lebih lanjut.
“Fokus perhatian investor sekarang tertuju pada perilisan data inflasi atau Consumer Price Index (CPI) AS hari Rabu nanti. Inflasi AS diprediksi akan naik 0,2% mtm (+5,2% yoy) di bulan Maret. Inflasi inti (Core CPI) diprediksi akan naik 0,4% mtm (+5,6% yoy) pada bulan Maret,” jelasnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali ditutup terkoreksi, dan telah menutup gap yang berada pada rentang area 6.764 - 6.776.
“Sehingga IHSG masih masih berada pada fase downtrend-nya, meskipun menguat akan cenderung terbatas untuk menguji rentang area 6.785 - 6.816,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Selasa (11/4/2023).
Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ADRO, INCO, SSIA, dan TINS.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah, adapun investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 255 miliar di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat dengan resistance 6.800 - 6.850, dan support 6.750 - 6.732. Dengan saham rekomendasinya ialah BBNI, GOTO, INCO, SIDO, ISAT, dan ADRO.
(fad/wep)