Motor listrik, yang umumnya lebih terjangkau dibandingkan mobil listrik, menjadi pilihan yang lebih masuk akal bagi generasi muda yang baru mulai mandiri secara finansial. Biaya perawatan yang lebih rendah dan efisiensi bahan bakar juga menjadi faktor penarik.
Riset lain bertajuk “Indonesia Electric Vehicle Consumer Survey 2023”, edisi September 2023, yang rilis PWC, juga menunjukkan kecenderungan ini.
Penelitian menunjukkan bahwa Gen Milenia adalah kelompok yang paling bersemangat memakai kendaraan listrik, kemungkinan besar karena kesadaran akan manfaat. Kesadaran ini berkat informasi media sosial dan umumnya tingkat pendidikan yang lebih tinggi di kalangan generasi muda Indonesia.
Dalam survei PWC ini, umumnya konsumen Indonesia, sebagian besar generasi muda, 73% ingin punya motor listrik. Kendati demikian, satu pertimbangan ke depan ialah kepedulian mereka terhadap ketersediaan stasiun pengisian baterai yang terbatas.
Pertimbangan motor ini berbeda dengan Gen X yang lahir antara 1965–1980, usia 44-59, yang cenderung mempertimbangan kebutuhan praktis seperti keluarga, performa kendaraan, dan biaya. Dengan begitu, Gen X lebih tertarik pada kendaraan listrik berukuran lebih besar yang cocok untuk keluarga, dalam hal ini mobil listrik.
Riset McKinsey & Company, memperkuat alasan kenapa Gen Z sangat mempertimbangan faktor biaya untuk membeli mobil, sehingga pilihannya adalah motor.
Menurut riset ini, mobil adalah pengeluaran rumah tangga terbesar kedua setelah rumah. Memiliki dan mengemudikan mobil menjadi kian mahal, biayanya naik 13% di 2023 dibandingkan tahun 2022. Ini menambah rata-rata pengeluaran bulanan Gen Z sebesar US$1.000 atau setara Rp16 juta.
Menurut penelitian senior McKinsey, Max Flötotto dan tim, di separuh konsumen Gen Z di Eropa bahkan berencana membeli kendaraan listrik, tapi harga mobil yang tinggi menjadi kendala.
Di Indonesia, sebagai informasi, dari beberapa situs penjualan kendaraan listrik, harga motor memang jauh lebih terjangkau ketimbang mobil listrik.
Kajian The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga menunjukkan peralihan bakal lebih cepat khususnya ke motor listrik. Alasannya, harga motor listrik lebih terjangkau karena harga mobil listrik masih berkisar di atas Rp700 juta, terlalu tinggi dibandingkan daya beli mobil masyarakat Indonesia yang sekitar Rp300 juta.
Di Indonesia, motor listrik dijual dengan range harga Rp14,5 juta hingga Rp70 juta tergantung merek, spesifikasi dan lainnya. Beberapa brand motor listrik di antaranya Quest Atom Alpha, Katalis Spacebar EVO, Gesits G1, Electrum H3, United T-1800, Viar New Q1, Alva One, Smoot Tempur, hingga Selis Agats.
Untuk harga mobil listrik juga bervariasi dengan range antara Rp 189 juta hingga di atas Rp 2 miliar. Beberapa brand mobil listrik di antaranya Wuling Air EV, Neta V, Hyundai Ioniq 5, Toyota bZ4X, Kia EV6, Mercedes-Benz EQE, BMW i4, MINI Electric, hingga Jaguar i-Pace.
Dannif Danusaputro, Ketua Umum Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), menilai dengan hadirnya program insentif untuk pembelian motor listrik baru sebesar Rp7 juta per unit per satu NIK membangkitkan keingintahuan dan mendorong keputusan untuk segera adopsi motor listrik.
(ibn/dba)