Logo Bloomberg Technoz

Harga-harga restoran dan hotel di Turki rata-rata naik 91% pada Juni dibanding periode sama tahun lalu, angka yan gjauh lebih tinggi dari inflasi negara sebesar 71,6%.

Sektor ini menyumbang sepertiga dari ekonomi jasa dan layanan Turki yang digarisbawahi oleh bank sentral sebagai penyebab utama kekhawatiran dalam upaya mengerem harga yang terus naik.

Peningkatan jumlah wisatawan Turki ke Yunani ini juga dipicu oleh program percepatan visa yang diterapkan Maret lalu sebagai bagian dari upaya diplomatik mengendorkan ketegangan antara dua negara yang selalu bertikai ini.

Bukan hanya warga Turki yang membanjiri pulau-pulau Yunani itu, wisatawan dari negara lain pun berbondong-bondong datang ke sana. Pemerintah Yunani pun kini mempertimbangkan penerapan pembatasan kapal pesiar yang mampir ke wilayahnya.

"Kami tidak lagi bisa bersaing dari sisi harga," kata Kivanc Meric, pejabat dari Asosiasi Agen Perjalanan Turki, dalam wawancara dengan Euronews dan dia merujuk pada "valuasi terlalu tinggi" mata uang lira Turki.

Meric memperkirakan hingga 150 ribu warga Turki berkunjung ke pulau Samos di Yunani tahun ini, padahal tahun lalu hanya sekitar 40 ribu.

Banyak restoran mengalami secara langsung penurunan daya beli pelanggan mereka. Kaplan Ilhan, seorang koki restoran masakan ikan di Kusadasi mengatakan bisnisnya turun sekitar 25% dibanding musim liburan tahun lalu.

"Biaya hidup adalah penyebab utama, tetapi berita-berita di sosial media soal Yunani murah juga berperan," katanya.

Jaringan restoran Big Chefs yang memiliki 128 cabang mengalami peningkatan pada jumlah pengunjung karena "kelas atas sekarang pun beralih ke kami," kata Gamze Cizreli, direktur jaringan ini.

"Tapi jumlah pengeluaran per orang turun," tambahnya. Dia mengatakan perusahaan itu harus mengurangi biaya operasional untuk mengatasi hal ini, salah satunya adalah memproduksi listrik sendiri.

"Rakyat kaget dengan suku bunga 50% dan inflasi di atas 70%," ujar Baris Tansever, pendiri restoran mahal Sunset Grill & Bar di Istanbul. Dia mengatakan bisnisnya turun sekitar 25% dari tahun lalu.

Dia mengatakan harga di restorannya kini tidak terjangkau oleh kelompok eksekutif yang menjadi target pasar sejak restoran ini dibuka tahun 1994.

"Kami semakin miskin," katanya.

(bbn)

No more pages