Konsumsi listrik dunia pada 2024 diperkirakan tumbuh 4%, tertinggi sejak 2007. Jauh lebih tinggi dibandingkan 2023 yang naik 2,5%.
Laju pertumbuhan 4% diperkirakan kembali terjadi pada 2025.
Salah satu penyebab peningkatan permintaan listrik adalah bertambahnya penggunaan pendingin ruangan (air conditioner/AC) di tengah tingginya suhu udara.
“Pertumbuhan permintaan listrik tahun ini dan tahun depan akan menjadi yang tercepat dalam hampir 2 dekade terakhir. Menandakan kian vitalnya peran listrik dalam menggerakkan ekonomi dan dampak gelombang panas,” sebut Keisuke Sadamori, Direktur Pasar dan Ketahanan energi IEA, dalam laporan tersebut.
Analisis Teknikal
Bagaimana ramalan harga batu bara untuk pekan depan? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,09. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 28,23. Menghuni area jual (short).
Alhasil, investor patut mewaspadai risiko koreksi harga batu bara. Cermati pivot point di US$ 134/ton. Jika tertembus, maka target support US$ 132-130/ton akan terkonfirmasi.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 136/ton. Jika tertembus, maka US$ 141/ton bisa menjadi target selanjutnya.
(aji)