Logo Bloomberg Technoz

Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO akan meningkat. Maklum, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

Selain itu, kenaikan harga CPO didorong oleh ekspektasi peningkatan permintaan. Intertek Testing Services dan AmSpec Agri memperkirakan ekspor CPO Malaysia pada 1-15 Juli melonjak masing-masing 65,9% dan 75,6% dibandingkan bulan sebelumnya.

Lalu Societe Generale de Surveillance memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-15 Juli adalah 786.830 metrik ton. Tumbuh 61,11% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.

Analisis Teknikal

Setelah naik minggu ini, bagaimana perkiraan harga CPO untuk pekan depan? Apakah masih bisa naik lagi atau malah terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49l29. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 44,95. Masih menghuni area jual (short).

Oleh karena itu, sepertinya risiko koreksi harga CPO akan meninggi. Target support terdekat ada di MYR 3.948/troy ons. Jika tertembus, maka MYR 3.941/troy ons bisa menjadi target berikutnya.

Sementara target resisten terdekat adalah MYR 4.017/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga CPO menuju MYR 4.022/ton. Terlihat bahwa ruang kenaikan harga relatif terbatas.

(aji)

No more pages