Logo Bloomberg Technoz

Disamping itu, Bank Indonesia juga memperkirakan Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan lebih cepat. Ini karena inflasi di Negeri Paman Sam sudah melambat.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

Pada Rabu, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia menyebut inflasi di AS sudah menurun. Dipengaruhi oleh inflasi energi dan perumahan.

"Hal ini mendorong perkiraan penurunan suku bunga kebijakan di AS, Fed Funds Rate, dapat lebih cepat dari perkiraan semula," ungkap Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli yang tetap mempertahankan BI Rate di 6,25%.

Meskipun demikian, memang belum sepenuhnya pasti. Para pejabat The Fed masih ingin melihat angka Harga Konsumen bulanan terus melambat menuju target inflasi tahunan di 2% sebelum mereka berkomitmen untuk memulai langkah strategis pemangkasan dari level tertinggi dalam dua dekade.

Tetapi, Powell dan rekan-rekannya juga bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan mencapai soft-landing bagi Ekonomi AS, yang mencerminkan setidaknya beberapa tanda perlambatan.

Sementara itu, Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan juga memaparkan hal serupa dalam riset terbarunya, yang mengutarakan data tenaga kerja AS melemah, ruang penurunan Fed Rate membesar.

“Data lapangan kerja AS pada Juni-24 mengalami perlambatan yang tercermin dari tingkat pengangguran melonjak ke level 4,1% yang merupakan level tertinggi dalam 3 tahun. Lalu data Non-Farm Payrolls (NFP) AS mengalami kenaikan ke level 206 ribu pada Jun-24,” terangnya.

Berdasarkan potensi akan sentimen tersebut, Phintraco Sekuritas mengunggulkan saham-saham perbankan, properti, dan juga otomotif. Ketiga sektoral saham ini akan diuntungkan saat suku bunga lebih rendah.

Saham-saham rate-sensitive yang dapat diperhatikan meliputi BBNI, BBRI, BMRI, BBCA, ASII, SMRA, dan CTRA.

“Saham-saham bank, khususnya bank berkapitalisasi besar menjadi movers utama IHSG di Kamis (18/7) seiring stabilisasi nilai tukar Rupiah di bawah Rp16.200/US$,” papar Phintraco.

Disclaimer

Artikel ini bukan ajakan dari Bloomberg Technoz untuk membeli saham tertentu. Semua risiko investasi yang dilakukan investor menjadi tanggungjawab secara mandiri.  

(fad/aji)

No more pages