Pagi tadi, rupiah sempat jadi mata uang terlemah di Asia. Kini tidak lagi, karena ‘gelar’ tersebut diambil oleh dolar Taiwan.
Apa boleh buat, dolar AS memang terlalu kuat. Tidak hanya di Asia, penguatan mata uang Negeri Adikuasa terjadi secara global.
Pada pukul 15:55 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,19% ke 104,357. Dalam sepekan terakhir, indeks ini naik 0,22%.
Kemarin, Dollar Index naik lebih dari 0,5%. Ini menjadi kenaikan harian tertinggi sejak awal Juni.
Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mendorong penguatan mata uang Negeri Paman Sam. Kemarin, yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam tenor 10 tahun naik 4,4 basis poin (bps) menjadi 4,2%. Diikuti tenor 30 tahun naik 4,7 bps ke 4,42% dan tenor 2 tahun naik 3,4 bps ke 4,47%.
Selain itu, dolar AS juga menguat akibat perkembangan di Eropa. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memberi sinyal bahwa ruang pemangkasan suku bunga acuan pada rapat September “terbuka lebar”.
(aji)