Jelang Lapkeu Q2-2024, Cek Target Harga Saham GOTO dari Mirae
Sultan Ibnu Affan
19 July 2024 14:31
Bloomberg Technoz, Jakarta - Menjelang rilis laporan keuangan (lapkeu) kuartal 2-2024 (Q2), PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyematkan rating netral untuk perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) seiring dengan peningkatan kinerja di kuartal 1-2024.
Di Gojek, lini bisnis On-Demand Services (ODS), pendapatan bruto Gojek naik 12% yoy, mencapai Rp 3,3 triliun, didorong layanan nilai tambah. EBITDA yang disesuaikan untuk Gojek positif selama dua kuartal berturut-turut, di mana Q1 mencapai Rp 166 miliar.
Sementara itu di bisnis fintech, pendapatan bruto GTF melejit 57% mencapai Rp 666 miliar, dengan tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen GoTo (produk buy now pay later/BNPL dan pinjaman tunai) melesat tiga kali lipat menjadi Rp 2,7 triliun yoy.
“Kami melihat GOTO dan BUKA konsisten mengalami peningkatan kinerja. Kami percaya sentimen positif atas sektor teknologi diperlukan demi mendorong kenaikan harga saham,” kata dalam publikasi riset terbaru, Jumat (19/7/2024).
Katalis Buyback
Christopher memperkirakan potensi penurunan suku bunga di semester kedua 2024 akan menjadi katalis utama untuk perbaikan sentimen bagi saham GOTO dan perusahaan teknologi yang lain termasuk BUKA.
Sebab itu, Mirae Asset mempertahankan rating netral untuk sektor ini hingga terjadi perubahan lebih lanjut. “Kami memiliki rekomendasi beli untuk saham GOTO dan BUKA dengan target harga masing-masing Rp 80/saham dan Rp 160/saham.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan sesi I, Jumat ini (19/7), saham GOTO bertengger di Rp 51 dengan transaksi harian Rp 42 miliar, sementara BUKA turun di Rp 126/saham dengan transaksi Rp 23 miliar.
Christopher menjelaskan perusahaan teknologi mulai mengarah pada peningkatan monetisasi dan rasionalisasi biaya. “Tren ini menguntungkan perusahaan mempertahankan pelanggan meski insentif lebih sedikit dan diperkirakan terus berlanjut kendati kebijakan moneter dilonggarkan.”
Satu sentimen yang menjadi perhatian adalah pembelian kembali saham atau buyback. GOTO akan melakukan buyback saham senilai US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun, sementara BUKA masih berdiskusi dengan manajemen. “Kami melihat ini sebagai langkah positif ke depan bagi perusahaan karena ini menunjukkan komitmen mereka untuk memberikan nilai ke pemegang sahamnya.”
Dalam laporan BEI, 9 Juli lalu, terungkap GOTO sudah mengeksekusi buyback tahap pertama Juni 2024 dengan membeli 3.825.00.000 saham seri A atau setara 0,32% dari total saham beredar GOTO. Hal ini terlihat dari penambahan saham treasury hasil buyback.
“GOTO tetap optimistis untuk mencapai target EBITDA positif yang disesuaikan di 2024. Kami mengantisipasi di Q2 ini ada potensi pelemahan karena dampak libur Lebaran dan agak turunnya daya beli,” katanya.
Christopher memperkirakan segmen fintech lewat bisnis GoTo Financial (GTF) akan tetap tumbuh kendati tidak sekencang kuartal pertama karena ada faktor musiman yang berdampak pada pertumbuhan saldo pinjaman yang lebih lambat dari sebelumnya.