Menakar Figur Sentral Prabowo kala PDIP Gabung Koalisi
Sultan Ibnu Affan
11 April 2023 05:37
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan politik para ketua umum (ketum) partai kian dinamis kurang setahun lagi masa Pemilu 2024. Koalisi-koalisi muncul, partai-partai politik merapat demi mengusung figur yang diinginkan maupun yang dianggap paling menguntungkan bagi partai. Komunikasi politik kian intensif di antara elite.
Setidaknya saat ini sudah ada tiga koalisi yang terbentuk yaitu Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS. Koalisi Indonesia Bersatu besutan Partai Golkar, PAN kemudian PPP. Kemudian Koalisi Kebangkatan Indonesia Raya (KKIR) oleh Partai Gerindra dan PKB. Mengacu pada ketentuan presidential threshold 20%, ketiga koalisi sudah bisa mengusung calon masing-masing. Sementara PDI Perjuangan sebagai satu-satunya partai yang bisa mandiri mengusung calon presiden dan calon wakil presiden belum gamblang menentukan arah koalisinya.
Namun munculnya wacana koalisi besar yang bak dicetuskan Presiden Jokowi, elite PDIP itu kala pertemuan dengan 5 ketua umum parpol membuat peta politik kini makin cair. Dalam pertemuan silaturahim pada Minggu (3/4/2023) Jokowi merespons positif apabila koalisi terjadi antara partai-partai pendukungnya. Pada saat itu hadir 5 ketua umum yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono. Minus ketua umum Partai NasDem dan PDIP.
Sejurus, Prabowo Subianto yang elektabilitas menurut sejumlah survei naik lantaran efek Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah ketum. Open house politik mulai dilakukan menteri pertahanan tersebut. Diketahui, survei terbaru Indikator Politik Indonesia pada akhir Maret 2023 menunjukkan konsistensi naiknya elektabilitas Prabowo yakni terakhir di angka 27%.
"Kenapa Prabowo mengalami kenaikan, kita cek lebih jauh, terus terang kita agak jarang mendapati pola elektabilitas atau dukungan yang menurun kemudian tiba-tiba meningkat. Ini kan elektabilitas pak Prabowo setahun terakhir cenderung turun. Kemudian tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara virtual, Minggu (26/3/2023).